Hilirisasi Industri dan Kepentingan Ekonomi

Jum'at, 02 Desember 2022 - 15:32 WIB
Akhirnya, hilirisasi mau tidak mau menjadi sebuah keniscayaan dalam rangka menyiapkan dan mengembangkan industri ke dalam global value chain demi keberlangsungan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tetapi misi ini tentu tidaklah mudah dan banyak persoalan yang patut dikaji secara komprehensif.

Tantangan Hilirisasi

Salah satu hambatannya terletak pada kesulitan menemukan titik temu antara teknologi dengan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Pasalnya, hilirisasi membutuhkan pengadopsian teknologi tinggi untuk bisa terjadi. Namun, SDM yang tersedia umumnya masih banyak yang belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam mengoperasikan teknologi tersebut. Situasi ini tentunya menyebabkan industri juga perlu mengeluarkan biaya lebih besar untuk dapat memenuhi modal SDM tersebut, selain modal teknologi yang sebenarnya sudah sangat mahal.

Di lain sisi, keuntungan yang didapatkan tanpa melakukan proses hilirisasi pun juga sudah cukup besar. Alhasil, industri menjadi kurang termotivasi dan enggan keluar dari zona nyaman. Pemberian suntikan dana pun tidak serta merta menjadi solusi. Pasalnya, proses hilirisasi ini membutuhkan waktu yang panjang dengan biaya yang besar. Selain itu, produk hilirisasi juga belum tentu bisa sepenuhnya diserap oleh pasar. Tentunya, ini bisa menciptakan trade-off yang cukup besar pada pengelolaan fiskal bila nantinya harus dibiayai dengan anggaran negara.

Logika hilirisasi sendiri dapat dirunut dari perspektif teori pertumbuhan endogen yang percaya bahwa pertumbuhan ekonomi jangka panjang didorong oleh semangat akumulasi pengetahuan yang pada akhirnya melahirkan inovasi dan mendorong produktivitas tenaga kerja. Secara fundamental, akumulasi pengetahuan sendiri sangat ditentukan oleh kombinasi faktor produksi yang dikhususkan untuk kegiatan research and development (R&D).

Integrasi dari hulu ke hilir ini sejatinya merupakan langkah dalam menciptakan perekonomian berbasis pengetahuan yang sesuai dengan kerangka teoritis pertumbuhan endogen. Hilirisasi merupakan suatu strategi yang relevan dan masuk akal. Sebenarnya, Indonesia memiliki prasyarat memadai, tetapi kurang mampu mengelola peluang dengan baik akibat bermacam persoalan klasik seperti rendahnya penguasaan SDM, kurangnya inklusivitas, dan carut marutnya birokrasi.

Kuatkan Konsolidasi Riset

Pada akhirnya, semua kembali pada masalah struktural yang perlu dibenahi seperti kualitas SDM, tata kelola, dan teknologi. Intinya bertujuan adalah untuk mereduksi masalah inefisiensi birokrasi maupun konflik kepentingan. Konsolidasi kekuatan riset nasional terus diupayakan dengan adanya sinergi dunia pendidikan dan industri nasional. Semuanya bermuara pada agenda pembangunan nasional. Dengan begitu diharapkan mengakselerasi kualitas SDM nasional.

Skema pembiayaan hilirisasi sebaiknya dilakukan melalui investasi untuk mengurangi risiko yang dapat membebani anggaran fiskal. Hilirisasi sendiri walaupun diiringi dengan berbagai macam risiko, tetapi sepadan dengan manfaat yang diberikan. Seperti, memperkuat devisa negara, meningkatkan resiliensi pasar, dan mampu mendorong penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.

Tidak hanya sebatas pada industri minerba, tetapi semangat hilirisasi ini alangkah baiknya juga ikut dirajut dalam industri potensial yang lain seperti pertanian, perhutanan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya. Indonesia sendiri merupakan negara kaya dengan suplai alam dan manusia berlimpah nan aneka ragam. Melalui program hilirisasi, niscaya Indonesia mampu menjaga kedaulatan dan supremasi di ketidakpastian pasar global.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More