BMKG Sebut Sejak Tahun 1844 Wilayah di Jawa Barat Ini Sering Gempa

Senin, 21 November 2022 - 16:49 WIB
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, bahwa wilayah Sukabumi dan Padalarang, Jawa Barat sering mengalami gempa sejak tahun 1844. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG , Daryono mengatakan, wilayah Sukabumi dan Padalarang, Jawa Barat sering mengalami gempa sejak tahun 1844. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.

"Ada banyak sekali catatan panjang kegempaan di wilayah Sukabumi dan Padalarang ini. Diawali oleh gempa pada tahun 1844-an," ucap Daryono dalam konferensi pers secara daring, Senin, (21/11/2022).



Kemudian pada 12 Juli 2000 terjadi gempa berkekuatan 5,1 yang menyebabkan lebih dari 1.900 rumah mengalami rusak berat.



Daryono menyebut berdasarkan catatan gempa BMKG terjadi tiga gempa secara berurutan yaitu 4,1 3,3 2,6 pada 14 November lalu di Cirata, Bandung.

"Ada tiga gempa yang terjadi secara berurutan berkekuatan 4,1, 3,3 2, 6 itu terjadi di Cirata dan waktu itu masyarakat merasakan karena terjadi pada pagi dini hari dan 4,1 cukup kuat sampai mmi,"ujarnya.

Karena itu, dia mengimbau agar masyarakat menghindari bangunan retak dan tebing yang berpotensi longsor. Selain itu, hati-hati juga terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi.

Imbauan juga diungkapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang meminta warga di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat untuk tidak memasuki kembali bangunan yang terdampak gempa.

"Masyarakat di wilayah Sukabumi dan Cianjur sebaiknya jangan memasuki rumah atau perkantoran dulu, terutama yang sudah cukup terdampak," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Dia mengatakan posisi pusat gempa tersebut berada di tengah-tengah Sukabumi dan Cianjur. Namun gempa susulanmya itu bergerak ke utara lebih dekat ke Cianjur.

"Jadi masyarakat memang untuk sementara sebaiknya di luar ruangan dulu sampai gempa susulan dampaknya tidak berasa, atau tidak ada gempa signifikan," kata Abdul Muhari.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More