KTT G20 Berhasil Tegaskan Posisi Indonesia sebagai Negara Non Blok
Rabu, 16 November 2022 - 16:22 WIB
JAKARTA - Puncak acara KTT G20 yang dilaksanakan 15 - 16 November 2022 berhasil mengundang pimpinan tertinggi dari negara-negara anggota G20. Hal ini menegaskan posisi Indonesia sebagai Non Blok.
Tercatat, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping hadir dan mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas geopolitik. Keduanya bersepakat untuk saling menghormati satu sama lain meskipun kedua negara bersaing.
Sejumlah pimpinan negara lain juga hadir berpartisipasi. Termasuk sejumlah tamu undangan di luar negara anggota G20. Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan peserta menyampaikan pesan perdamaian supaya dunia dapat bersatu mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman krisis global. Terlebih di 2023 ancaman krisis energi diprediksi bakal melanda dan berdampak pada negara-negara berkembang.
“Indonesia telah berhasil menegaskan posisinya sebagai negara non blok pada forum G20 ini,” kata pengamat intelijen, pertahanan dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro, Rabu (16/11/2022).
Pria yang akrab dipanggil Simon ini mengapresiasi setinggi-tingginya atas kinerja yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyelenggarakan dan mengolah Forum G20 menjadi forum yang strategis bagi Indonesia. Simon menyampaikan, ada lingkungan strategis yang berpotensi mengganggu keberhasilan Indonesia dalam Presidensi G20.
Selain perang Ukraina-Rusia yang sedang berlangsung, belakangan ini ketegangan antara AS dan China meningkat terkait masalah Taiwan. Juga Korea Utara dengan Korea Selatan, Jepang dan AS yang bersitegang secara militer di kawasan. Secara global, krisis energi dan pangan telah menghantui negara-negara di seluruh dunia.
KTT G20 di bawah Presidensi G20 Indonesia telah berhasil mengambil satu pesan yang mempersatukan antar negara-negara untuk sejenak memikirkan generasi saat ini dan generasi mendatang. Mereka semua dapat bertemu dalam satu forum G20 untuk membahas isu-isu strategis yang dihadapi dunia serta membangun kesepakatan bersama. “Kepemimpinan Presiden Jokowi dalam KTT G20 sangat terlihat dan diapresiasi oleh pimpinan negara-negara lain. Ini kemajuan bagi Indonesia,” kata Simon.
Indonesia sendiri berhasil memperoleh komitmen investasi dari sejumlah negara dalam kerangka menghadapi krisis iklim. Tercatat, Amerika Serikat, China, Jepang, Inggris dan Turki berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang energi terbarukan, transportasi, pendidikan dan pertahanan. Simon berharap paska KTT G20 ini, pesan perdamaian di antara para pemimpin dunia terus bergaung.
”Sinergi antar berbagai negara dengan kekuatan masing-masing memang bisa menciptakan persaingan. Tapi jangan sampai persaingan berubah menjadi konflik yang dapat merugikan generasi mendatang. Sementara di dalam negeri, berbagai komitmen investasi ini diharapkan dapat dinikmati masyakrakat. Modal menuju Indonesia Emas 2045 kini semakin menguat dan meningkatkan nilai strategis Indonesia di mata dunia,” tutup Simon.
Tercatat, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping hadir dan mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas geopolitik. Keduanya bersepakat untuk saling menghormati satu sama lain meskipun kedua negara bersaing.
Sejumlah pimpinan negara lain juga hadir berpartisipasi. Termasuk sejumlah tamu undangan di luar negara anggota G20. Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan peserta menyampaikan pesan perdamaian supaya dunia dapat bersatu mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman krisis global. Terlebih di 2023 ancaman krisis energi diprediksi bakal melanda dan berdampak pada negara-negara berkembang.
“Indonesia telah berhasil menegaskan posisinya sebagai negara non blok pada forum G20 ini,” kata pengamat intelijen, pertahanan dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro, Rabu (16/11/2022).
Pria yang akrab dipanggil Simon ini mengapresiasi setinggi-tingginya atas kinerja yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyelenggarakan dan mengolah Forum G20 menjadi forum yang strategis bagi Indonesia. Simon menyampaikan, ada lingkungan strategis yang berpotensi mengganggu keberhasilan Indonesia dalam Presidensi G20.
Selain perang Ukraina-Rusia yang sedang berlangsung, belakangan ini ketegangan antara AS dan China meningkat terkait masalah Taiwan. Juga Korea Utara dengan Korea Selatan, Jepang dan AS yang bersitegang secara militer di kawasan. Secara global, krisis energi dan pangan telah menghantui negara-negara di seluruh dunia.
KTT G20 di bawah Presidensi G20 Indonesia telah berhasil mengambil satu pesan yang mempersatukan antar negara-negara untuk sejenak memikirkan generasi saat ini dan generasi mendatang. Mereka semua dapat bertemu dalam satu forum G20 untuk membahas isu-isu strategis yang dihadapi dunia serta membangun kesepakatan bersama. “Kepemimpinan Presiden Jokowi dalam KTT G20 sangat terlihat dan diapresiasi oleh pimpinan negara-negara lain. Ini kemajuan bagi Indonesia,” kata Simon.
Indonesia sendiri berhasil memperoleh komitmen investasi dari sejumlah negara dalam kerangka menghadapi krisis iklim. Tercatat, Amerika Serikat, China, Jepang, Inggris dan Turki berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang energi terbarukan, transportasi, pendidikan dan pertahanan. Simon berharap paska KTT G20 ini, pesan perdamaian di antara para pemimpin dunia terus bergaung.
”Sinergi antar berbagai negara dengan kekuatan masing-masing memang bisa menciptakan persaingan. Tapi jangan sampai persaingan berubah menjadi konflik yang dapat merugikan generasi mendatang. Sementara di dalam negeri, berbagai komitmen investasi ini diharapkan dapat dinikmati masyakrakat. Modal menuju Indonesia Emas 2045 kini semakin menguat dan meningkatkan nilai strategis Indonesia di mata dunia,” tutup Simon.
(cip)
tulis komentar anda