Percakapan Seputar G20 Akan Dipantau Fenometer
Minggu, 06 November 2022 - 16:22 WIB
JAKARTA - Indonesia akan menyelenggarakan perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20 (Group of Twenty) pada 15-16 November 2022 di Bali. Ini menjadi momentum penting untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia sebagai pemegang Presiden G20 mempunyai peranan penting di dunia internasional.
"Perhelatan G20 ke-17 yang diadakan bulan November ini di Bali menjadi ajang amat penting bagi Indonesia dan perannya di dunia internasional," kata pakar komunikasi dan pengamat kebijakan publik, Sony Subrata di Jakarta, Minggu (6/11/2022).
Sony menilai, penyelenggaraan KTT G20 sangat tidak mudah. Menurut Sony, melalui upaya diplomasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Indonesia akhirnya mendapatkan dukungan dari hampir semua negara.
"Peran strategis Presiden Jokowi dan diplomasi Ibu Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, dipantau oleh masyarakat dunia dan akhirnya mendapatkan dukungan penuh. Pada saat bersamaan, rakyat Indonesia juga akan ramai memperbincangkan kegiatan akbar ini," ujarnya.
Sebagai perhelatan internasional yang menyita perhatian publik, tentu saja KTT G20 di Bali akan ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia maupun internasional. Sony mengungkapkan, sebuah platform pemantau cerdas digital bernama Fenometer, akan membaca dan menganalisa semua fenomena sosial dan politik di perbincangan digital, khususnya ajang G20.
Lewat Fenometer, semua percakapan di media sosial akan memberikan banyak informasi dan data yang menarik untuk dicermati.
"Fenometer sebagai sarana pemantauan percakapan publik di media sosial, termasuk di Twitter, Instagram, Facebook, YouTube dan TikTok, akan memberikan banyak insights bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lain, seperti kalangan akademisi, NGO dan komunitas internasional. Algoritma Fenometer perlu memantau percakapan seputar G20 di Indonesia secara nonstop," kata Sony.
Sementara itu Teguh Handoko, founder Fenometer mengungkapkan, Fenometer hadir di Indonesia untuk membantu dan membaca semua fenomena sosial dan politik untuk mengukur popularitas dan juga memahami suara publik.
"Kehadiran Fenometer akan membantu pemerintah dan masyarakat agar lebih melek literasi digital dengan meningkatkan kemampuan membaca dan menganalisa fenomena sosial dan politik di perbincangan digital tanpa henti pada semua platform media online dan media sosial yang ada," katanya.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
"Perhelatan G20 ke-17 yang diadakan bulan November ini di Bali menjadi ajang amat penting bagi Indonesia dan perannya di dunia internasional," kata pakar komunikasi dan pengamat kebijakan publik, Sony Subrata di Jakarta, Minggu (6/11/2022).
Sony menilai, penyelenggaraan KTT G20 sangat tidak mudah. Menurut Sony, melalui upaya diplomasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Indonesia akhirnya mendapatkan dukungan dari hampir semua negara.
"Peran strategis Presiden Jokowi dan diplomasi Ibu Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, dipantau oleh masyarakat dunia dan akhirnya mendapatkan dukungan penuh. Pada saat bersamaan, rakyat Indonesia juga akan ramai memperbincangkan kegiatan akbar ini," ujarnya.
Sebagai perhelatan internasional yang menyita perhatian publik, tentu saja KTT G20 di Bali akan ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia maupun internasional. Sony mengungkapkan, sebuah platform pemantau cerdas digital bernama Fenometer, akan membaca dan menganalisa semua fenomena sosial dan politik di perbincangan digital, khususnya ajang G20.
Lewat Fenometer, semua percakapan di media sosial akan memberikan banyak informasi dan data yang menarik untuk dicermati.
"Fenometer sebagai sarana pemantauan percakapan publik di media sosial, termasuk di Twitter, Instagram, Facebook, YouTube dan TikTok, akan memberikan banyak insights bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lain, seperti kalangan akademisi, NGO dan komunitas internasional. Algoritma Fenometer perlu memantau percakapan seputar G20 di Indonesia secara nonstop," kata Sony.
Sementara itu Teguh Handoko, founder Fenometer mengungkapkan, Fenometer hadir di Indonesia untuk membantu dan membaca semua fenomena sosial dan politik untuk mengukur popularitas dan juga memahami suara publik.
"Kehadiran Fenometer akan membantu pemerintah dan masyarakat agar lebih melek literasi digital dengan meningkatkan kemampuan membaca dan menganalisa fenomena sosial dan politik di perbincangan digital tanpa henti pada semua platform media online dan media sosial yang ada," katanya.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(abd)
tulis komentar anda