Sentimen Golongan Ancam Keutuhan Bangsa
Jum'at, 04 November 2022 - 10:52 WIB
SENTIMEN golongan terlebih suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) menjadi momok yang berbahaya dalam menjaga keutuhan bangsa. Isu yang belakangan kerap digulirkan berpotensi menggerakan konflik personal menuju kolektif yang menyulut terjadinya konflik yang lebih luas lagi.
Di era saat ini, distribusi isu SARA menjadi sangat liar dan bisa mengakselerasi isu menjadi mudah meluas. Terlebih perhelatan politik yang puncaknya pada 2024 mendatang berpotensi mengusung isu-isu lama. Yakni radikalisme, intoleran, keberagam dan sejenisnya.
Baca Juga: koran-sindo.com
Memaksakan pemikiran/paham tertentu agar diterima oleh masyarakat tentu bukan langkah yang cerdas di era modern saat ini. Sudah saatnya masyarakat mulai mengabaikan propaganda pihak-pihak tertentu, terlebih yang memiliki motif dan tujuan tertentu.
Saat ini, menjadi penting untuk membangun dan memperkuat daya nalar masyarakat dalam mengolah dan memilah sebuah isu, tak hanya di media sosial, namun juga di media arus utama. Sikap waspada, sikap dewasa dalam kehidupan bermasyarakat harus terus diperkuat.
Isu-isu menyudutkan sebagian anak bangsa dengan narasi radikalisme yang kemudian digantikan dengan narasi moderasi dalam menjalankan keyakinan beragama merupakan salah satu langkah yang tak cerdas.
Narasi radikalisme yang digelorakan secara sepihak selama hampir satu dekade patut diwaspadai sebagai upaya untuk mendegradasi semangat menjalankan keyakinannya secara bebas dan merdeka yang diatur dalam UUD 1945.
Dengan beragam isu dan narasi yang diguluirkan, akan berpotensi semakin memolarisasi, mengadu domba, dan memecah belah kerukunan anak bangsa. Para pejuang kemerdekaan bangsa sudah bertekad dan bersepakat untuk mendirikan sebuah bangsa yang terdiri dari multietnis, multiagama, dan multibudaya.
Untuk itu, para generasi muda perlu mendapatkan pemahaman dan asupan literasi wacana kebangsaan. Bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi kebebasan untuk menjalankan ritual agama. Generasi muda jangan mudah terpancing hasutan, apalagi melalui media sosial terkait isu-isu radikalisme, intoleransi dan semacamnya. Sebab, bangsa Indonesia sejak berdirinya sudah menjadi bangsa yang majemuk dan toleran.
Di era saat ini, distribusi isu SARA menjadi sangat liar dan bisa mengakselerasi isu menjadi mudah meluas. Terlebih perhelatan politik yang puncaknya pada 2024 mendatang berpotensi mengusung isu-isu lama. Yakni radikalisme, intoleran, keberagam dan sejenisnya.
Baca Juga: koran-sindo.com
Memaksakan pemikiran/paham tertentu agar diterima oleh masyarakat tentu bukan langkah yang cerdas di era modern saat ini. Sudah saatnya masyarakat mulai mengabaikan propaganda pihak-pihak tertentu, terlebih yang memiliki motif dan tujuan tertentu.
Saat ini, menjadi penting untuk membangun dan memperkuat daya nalar masyarakat dalam mengolah dan memilah sebuah isu, tak hanya di media sosial, namun juga di media arus utama. Sikap waspada, sikap dewasa dalam kehidupan bermasyarakat harus terus diperkuat.
Isu-isu menyudutkan sebagian anak bangsa dengan narasi radikalisme yang kemudian digantikan dengan narasi moderasi dalam menjalankan keyakinan beragama merupakan salah satu langkah yang tak cerdas.
Narasi radikalisme yang digelorakan secara sepihak selama hampir satu dekade patut diwaspadai sebagai upaya untuk mendegradasi semangat menjalankan keyakinannya secara bebas dan merdeka yang diatur dalam UUD 1945.
Dengan beragam isu dan narasi yang diguluirkan, akan berpotensi semakin memolarisasi, mengadu domba, dan memecah belah kerukunan anak bangsa. Para pejuang kemerdekaan bangsa sudah bertekad dan bersepakat untuk mendirikan sebuah bangsa yang terdiri dari multietnis, multiagama, dan multibudaya.
Untuk itu, para generasi muda perlu mendapatkan pemahaman dan asupan literasi wacana kebangsaan. Bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi kebebasan untuk menjalankan ritual agama. Generasi muda jangan mudah terpancing hasutan, apalagi melalui media sosial terkait isu-isu radikalisme, intoleransi dan semacamnya. Sebab, bangsa Indonesia sejak berdirinya sudah menjadi bangsa yang majemuk dan toleran.
Lihat Juga :
tulis komentar anda