Partai Garuda Usul Hotline Khusus Melawan Radikalisme di Sekolah
Selasa, 18 Oktober 2022 - 18:36 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengusulkan adanya hotline khusus untuk melawan radikalisme di sekolah. Usul tersebut menanggapi penangkapan seorang guru SD berinisial S oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Sampang.
Seorang guru SD yang ditangkap itu diduga anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di Pulau Madura. “Seorang guru SD di Sampang ditangkap karena terduga teroris. Di rumahnya ditemukan buku-buku tentang terorisme dan paham radikal, tentu ini sangat mengkhawatirkan,” kata Teddy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/10/2022).
Karena, kata Teddy, guru adalah orang yang dipercaya oleh murid-muridnya, sehingga murid mudah dicekoki dengan ajaran-ajaran radikalisme. “Tidak bisa kita pungkiri, anak-anak kecil sekarang sudah dicekoki dengan kebencian terhadap perbedaan melalui lembaga pendidikan, orang tua paling hanya memindahkan anaknya atau terus mewanti-wanti anaknya agar waspada di sekolah. Tidak sehat jadinya,” tutur Teddy.
Maka itu, menurut Teddy, perlu adanya hotline khusus, bukan melalui Kemendikbud, tapi melalui pihak kepolisian. “Orang tua murid bisa melaporkan sehingga aparat bisa langsung bertemu dengan orang tua murid untuk investigasi awal,” kata Teddy yang juga sebagai Wakil Ketua Umum Partai Garuda ini.
Dia menambahkan, data orang tua nantinya disembunyikan demi kenyamanan dan keamanan. “Karena ini bukan pelanggaran biasa tapi pelanggaran luar biasa yang efeknya sangat besar, mengajarkan generasi muda untuk berpikir dan melakukan tindakan radikalisme, pintu masuknya melalui hal yang sakral yaitu agama dan lembaga pendidikan, sehingga sangat mudah diterima anak-anak,” ucapnya.
Adapun cara melapornya, kata dia, harus dibuat simpel, karena tidak semua orang tua melek teknologi. “Maka cukup informasikan bahwa ada dugaan ajaran radikalisme, aparat berpakaian biasa menyambangi orang tua, untuk menggali informasi,” pungkasnya.
Seorang guru SD yang ditangkap itu diduga anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di Pulau Madura. “Seorang guru SD di Sampang ditangkap karena terduga teroris. Di rumahnya ditemukan buku-buku tentang terorisme dan paham radikal, tentu ini sangat mengkhawatirkan,” kata Teddy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/10/2022).
Karena, kata Teddy, guru adalah orang yang dipercaya oleh murid-muridnya, sehingga murid mudah dicekoki dengan ajaran-ajaran radikalisme. “Tidak bisa kita pungkiri, anak-anak kecil sekarang sudah dicekoki dengan kebencian terhadap perbedaan melalui lembaga pendidikan, orang tua paling hanya memindahkan anaknya atau terus mewanti-wanti anaknya agar waspada di sekolah. Tidak sehat jadinya,” tutur Teddy.
Baca Juga
Maka itu, menurut Teddy, perlu adanya hotline khusus, bukan melalui Kemendikbud, tapi melalui pihak kepolisian. “Orang tua murid bisa melaporkan sehingga aparat bisa langsung bertemu dengan orang tua murid untuk investigasi awal,” kata Teddy yang juga sebagai Wakil Ketua Umum Partai Garuda ini.
Dia menambahkan, data orang tua nantinya disembunyikan demi kenyamanan dan keamanan. “Karena ini bukan pelanggaran biasa tapi pelanggaran luar biasa yang efeknya sangat besar, mengajarkan generasi muda untuk berpikir dan melakukan tindakan radikalisme, pintu masuknya melalui hal yang sakral yaitu agama dan lembaga pendidikan, sehingga sangat mudah diterima anak-anak,” ucapnya.
Adapun cara melapornya, kata dia, harus dibuat simpel, karena tidak semua orang tua melek teknologi. “Maka cukup informasikan bahwa ada dugaan ajaran radikalisme, aparat berpakaian biasa menyambangi orang tua, untuk menggali informasi,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda