Kursi Menteri Nasdem Digoyang, Johnny Plate Senggol Menteri Ngebet Nyapres
Selasa, 18 Oktober 2022 - 10:30 WIB
Dia melihat, dalam situasi isu reshuffle mengemuka, pembahasan mengenai menteri yang ingin maju capres menjadi normal. Dan apabila menteri itu tetap mempertahankan jabatan di kabinet dan juga berkeinginan menjadi capres, tinggal Presiden Jokowi melihat efektivitasnya, itu kewenangan presiden dan tidak harus diprovokasi dengan isu.
"Namun apabila pertahankan menteri dan tetap capres, pak presiden yang akan ukur efektifitasnya. Apabila itu ditolerir dan efektif why not? (kenapa tidak?) Itu kewenangan presiden. Why should worry? (kenapa harus khawatir?) Kenapa kita provoke (provokasi) masyarakar. Itu hal yang sudah semestinya berlangsung dan berjalan," papar Johnny.
Johnny menegaskan bahwa soal reshuffle ini Presiden mempunyai strategi sendiri karena kewenangan presiden. Pernyataannya itu ditujukan kepada menteri yang berkeinginan jadi capres, mereka akan fokus ke tugasnya di kabinet atau sebagai capres. Jika fokus sebagai capres dan meninggalkan jabatannya di kabinet, tentu presiden perlu menggantinya dengan yang baru.
"Yang saya sampaikan tadi adalah bukan dari sisi presiden, dari sisi calonnya. Ya sekali lagi tolong cermat ya, dari sisi calon karena ada calon presiden yang dari menteri maka calonnya yang mempertimbangkan, apakah mau fokus ke dua-duanya sebagai menteri dan sebagai calon presiden, ataukah fokus pada calon presiden," terangnya.
"Apabila fokus pada calon presiden dan menanggalkan tugasnya sebagai menteri maka tugas itu harus diganti dan diisi itulah reshuffle kabinet, pergantian para menteri kan," tegas Johnny.
Lihat Juga: Dino Patti Djalal Sentil Natalius Pigai Gegara Minta Anggaran Rp20 Triliun: Tidak Masuk Akal
"Namun apabila pertahankan menteri dan tetap capres, pak presiden yang akan ukur efektifitasnya. Apabila itu ditolerir dan efektif why not? (kenapa tidak?) Itu kewenangan presiden. Why should worry? (kenapa harus khawatir?) Kenapa kita provoke (provokasi) masyarakar. Itu hal yang sudah semestinya berlangsung dan berjalan," papar Johnny.
Johnny menegaskan bahwa soal reshuffle ini Presiden mempunyai strategi sendiri karena kewenangan presiden. Pernyataannya itu ditujukan kepada menteri yang berkeinginan jadi capres, mereka akan fokus ke tugasnya di kabinet atau sebagai capres. Jika fokus sebagai capres dan meninggalkan jabatannya di kabinet, tentu presiden perlu menggantinya dengan yang baru.
"Yang saya sampaikan tadi adalah bukan dari sisi presiden, dari sisi calonnya. Ya sekali lagi tolong cermat ya, dari sisi calon karena ada calon presiden yang dari menteri maka calonnya yang mempertimbangkan, apakah mau fokus ke dua-duanya sebagai menteri dan sebagai calon presiden, ataukah fokus pada calon presiden," terangnya.
"Apabila fokus pada calon presiden dan menanggalkan tugasnya sebagai menteri maka tugas itu harus diganti dan diisi itulah reshuffle kabinet, pergantian para menteri kan," tegas Johnny.
Lihat Juga: Dino Patti Djalal Sentil Natalius Pigai Gegara Minta Anggaran Rp20 Triliun: Tidak Masuk Akal
(muh)
tulis komentar anda