Gus Yahya: RMI Harus Mampu Rumuskan Standar Mutu Nasional Pesantren NU
Rabu, 12 Oktober 2022 - 05:52 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mendorong penguatan standar mutu dan sofistikasi kelembagaan pesantren didorong untuk dilakukan penguatan. Menurutnya hal ini perlu, didasarkan pada perubahan zaman dengan adanya tren pengembangan akademik di pesantren.
Pandangan Gus Yahya ini dikemukakan saat menyampaikan arahan pada agenda Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (11/10/2022).
"RMI harus mampu merumuskan sistem kebijakan atau standar mutu nasional pondok pesantren NU dengan tetap menjaga soliditas akademik dalam menjaga kualitas lulusan," kata Gus Yahya dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).
Menurut Gus Yahya, RMI perlu menginisiasi adanya pemetaan atau klasifikasi Pesantren berdasarkan standar mutu dan penguatan metodologi pembelajaran, sehingga pesantren dan lulusannya tetap terjaga dari aspek kecerdasan spiritual sekaligus mampu mengembangkan kecerdasan intelektual.
"Sehingga, para lulusan dan pesantren tetap mampu menjalankan fungsi pendidikan, mengembangkan strategi dakwah serta menjalankan pemberdayaan masyarakat sekaligus," ucapnya.
Selanjutnya, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang ini juga meminta RMI melakukan identifikasi sumber sanad keilmuan yang muttashil, dan membuat kerangka dasar fasilitasi program dalam menjaga mata rantai atau sanad keilmuan yang menjadi kekuatan pondok pesantren.
"RMI sebagai struktur policy PBNU yang membidangi pesantren harus menjadi lembaga yang mampu memberikan tawaran kebijakan yg mampu mendorong pengembangan pesantren dari segala aspeknya," tandas Gus Yahya.
Rakernas RMI PBNU yang mengusung tema "Merawat Pesantren, Membangun Peradaban" dan diselenggarakan selama 3 hari sejak 10 sampai 12 Oktober ini dibuka oleh KH Hasib Wahab Chasbullah sebagai Ketua PBNU dan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajaran Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthofa dan KH Nusron Wahid.
Pandangan Gus Yahya ini dikemukakan saat menyampaikan arahan pada agenda Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (11/10/2022).
"RMI harus mampu merumuskan sistem kebijakan atau standar mutu nasional pondok pesantren NU dengan tetap menjaga soliditas akademik dalam menjaga kualitas lulusan," kata Gus Yahya dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).
Menurut Gus Yahya, RMI perlu menginisiasi adanya pemetaan atau klasifikasi Pesantren berdasarkan standar mutu dan penguatan metodologi pembelajaran, sehingga pesantren dan lulusannya tetap terjaga dari aspek kecerdasan spiritual sekaligus mampu mengembangkan kecerdasan intelektual.
"Sehingga, para lulusan dan pesantren tetap mampu menjalankan fungsi pendidikan, mengembangkan strategi dakwah serta menjalankan pemberdayaan masyarakat sekaligus," ucapnya.
Selanjutnya, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang ini juga meminta RMI melakukan identifikasi sumber sanad keilmuan yang muttashil, dan membuat kerangka dasar fasilitasi program dalam menjaga mata rantai atau sanad keilmuan yang menjadi kekuatan pondok pesantren.
"RMI sebagai struktur policy PBNU yang membidangi pesantren harus menjadi lembaga yang mampu memberikan tawaran kebijakan yg mampu mendorong pengembangan pesantren dari segala aspeknya," tandas Gus Yahya.
Rakernas RMI PBNU yang mengusung tema "Merawat Pesantren, Membangun Peradaban" dan diselenggarakan selama 3 hari sejak 10 sampai 12 Oktober ini dibuka oleh KH Hasib Wahab Chasbullah sebagai Ketua PBNU dan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajaran Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthofa dan KH Nusron Wahid.
(maf)
tulis komentar anda