Hasto Ungkap Sikap Negarawan Megawati dan Kepemimpinan Soeharto
Minggu, 09 Oktober 2022 - 14:01 WIB
JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, sikap negarawan dari Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri yang meminta semua pihak tidak menjelekkan kepemimpinan Presiden Soeharto selama masa orde baru.
Hal tersebut disampaikan Hasto, saat menjelaskan mengenai salah satu lukisan berlatar belakang serangan umum 1 Maret saat pelaksanaan talk show HUT TNI ke-77 'TNI Adalah Kita', di Kantor DPP PDIP Gedung B, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
"Bagaimana saat ibu Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden, banyak ditekan dari berbagai elemen. Bu Mega melakukan langkah rekonsiliasi, meminta semua pihak menghentikan menghujat Soeharto," ujar Hasto.
Baca juga: Penjelasan Megawati Ingin Populerkan Salam Pancasila
Hasto mengungkapkan di era kepemimpinannya, Megawati Soekarnoputri selalu mengedepankan rekonsiliasi dan kolaborasi untuk persatuan dan kemajuan bangsa.
"Dengan politik rekonsiliasi, kaderisasi. Kita tidak boleh dendam di masa lalu kata Megawati. Kita harus melihat masa depan. Kita tidak ingin seorang Presiden dipuja saat menjabat dan di hujat saat pensiun. Karena bung Karno mengalami itu. Ini sikap kenegarawanan yang ditunjukkan ibu Megawati," kata Hasto.
PDIP disebutkan Hasto, akan selalu memprioritaskan pembangunan kekuatan TNI untuk melindungi segenap bangsa dan menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
"Kita tidak ingin menjadikan TNI mengikuti politik praktis, tapi kita membangun bagaimana menjaga perdamaian dunia. Apalagi tantangan keamanan regional seperti konflik di laut Tiongkok Selatan bisa kapan saja terjadi konflik selat Taiwan, konflik semenanjung Korea," ungkapnya.
Hasto juga mengungkapkan sikap bijaksana dari Megawati Soekarnoputri saat memimpin, kemudian mengalami sanksi embargo dari negara barat.
"Amerika Serikat menyerang Irak, saat kita dikenai embargo, ibu Mega melaksanakan diplomasi militer sebagai negara yang berdaulat sehingga kita bisa mendapatkan pesawat Sukhoi," jelas Hasto.
Sama seperti dengan konsep dari Bung Karno yang ingin TNI kuat secara politik dan ekonomi, memiliki semangat penting dalam menghadapi politik kiri dan kanan. Hal serupa juga kata Hasto terus diupayakan terhadap keberadaan TNI saat ini.
"TNI, Polri, PDIP punya komitmen dalam menegakkan Pancasila, dan NKRI. Kekuatan angkatan perang kita harus dibangun terus-menerus," tutupnya.
Hal tersebut disampaikan Hasto, saat menjelaskan mengenai salah satu lukisan berlatar belakang serangan umum 1 Maret saat pelaksanaan talk show HUT TNI ke-77 'TNI Adalah Kita', di Kantor DPP PDIP Gedung B, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
"Bagaimana saat ibu Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden, banyak ditekan dari berbagai elemen. Bu Mega melakukan langkah rekonsiliasi, meminta semua pihak menghentikan menghujat Soeharto," ujar Hasto.
Baca juga: Penjelasan Megawati Ingin Populerkan Salam Pancasila
Hasto mengungkapkan di era kepemimpinannya, Megawati Soekarnoputri selalu mengedepankan rekonsiliasi dan kolaborasi untuk persatuan dan kemajuan bangsa.
"Dengan politik rekonsiliasi, kaderisasi. Kita tidak boleh dendam di masa lalu kata Megawati. Kita harus melihat masa depan. Kita tidak ingin seorang Presiden dipuja saat menjabat dan di hujat saat pensiun. Karena bung Karno mengalami itu. Ini sikap kenegarawanan yang ditunjukkan ibu Megawati," kata Hasto.
PDIP disebutkan Hasto, akan selalu memprioritaskan pembangunan kekuatan TNI untuk melindungi segenap bangsa dan menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
"Kita tidak ingin menjadikan TNI mengikuti politik praktis, tapi kita membangun bagaimana menjaga perdamaian dunia. Apalagi tantangan keamanan regional seperti konflik di laut Tiongkok Selatan bisa kapan saja terjadi konflik selat Taiwan, konflik semenanjung Korea," ungkapnya.
Hasto juga mengungkapkan sikap bijaksana dari Megawati Soekarnoputri saat memimpin, kemudian mengalami sanksi embargo dari negara barat.
"Amerika Serikat menyerang Irak, saat kita dikenai embargo, ibu Mega melaksanakan diplomasi militer sebagai negara yang berdaulat sehingga kita bisa mendapatkan pesawat Sukhoi," jelas Hasto.
Sama seperti dengan konsep dari Bung Karno yang ingin TNI kuat secara politik dan ekonomi, memiliki semangat penting dalam menghadapi politik kiri dan kanan. Hal serupa juga kata Hasto terus diupayakan terhadap keberadaan TNI saat ini.
"TNI, Polri, PDIP punya komitmen dalam menegakkan Pancasila, dan NKRI. Kekuatan angkatan perang kita harus dibangun terus-menerus," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda