Ade Armando Salahkan Aremania dalam Tragedi Kanjuruhan, Netizen: Manusia Ini Selalu Berbuat Ulah
Selasa, 04 Oktober 2022 - 22:50 WIB
JAKARTA - Pegiat media sosial Ade Armando panen kritikan netizen atau warganet. Nama Ade Armando pun trending topic pertama di Indonesia, Selasa (4/10/2022) malam.
Hal itu terjadi setelah Ade Armando mengeluarkan pernyataannya terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan , Malang yang merenggut ratusan nyawa manusia. Ade Armando dalam videonya yang diunggah di akun YouTube Cokro TV menyalahkan Aremania atau suporter Arema FC terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Dosen Universitas Indonesia (UI) itu menuding Aremania sebagai penyebab kerusuhan yang berujung pada kematian ratusan manusia. "Suporter sepak bola ini memang keterlaluan, siapa pun yang menyaksikan video yang kini tersebar tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu, pasti bisa mengenali bahwa pangkal persoalan adalah kelakukan sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan," kata Ade dikutip dari akun YouTube Cokro TV, Selasa (4/10/2022).
"Mereka sombong, bergaya preman, menantang, merusak, dan menyerang. Gara-gara merekalah tragedi itu terjadi," imbuhnya.
Dalam videonya, Ade juga mempersoalkan pernyataan Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia Richard Achmad Supriyanto dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Indonesia yang hanya menitikberatkan tragedi Kanjuruhan Malang kepada pihak kepolisian. "Nampaknya ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk kepada pihak kepolisian. Marilah kita bersikap objektif," ungkap Ade.
Ade menilai pangkal permasalahan terbesar dalam tragedi Kanjuruhan Malang justru adalah Aremania. Ia menyebut bahwa ada sejumlah Aremania yang sok jagoan dan melanggar aturan.
Sebaliknya, sambung dia, pihak kepolisian justru hanya menjalankan tugasnya. "Yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan melanggar semua peraturan dalam stadion, dengan gaya preman masuk ke lapangan, petentengan," tutur Ade.
"Dalam pandangan saya, polisi sudah melaksanakan kewajibannya. Polisi misalnya sejak awal sudah meminta agar jadwal pertandingan dimajukan menjadi pukul 15.30, tapi pihak panitia berkukuh jam pertandingan tetap 20.00," imbuhnya.
Hal itu terjadi setelah Ade Armando mengeluarkan pernyataannya terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan , Malang yang merenggut ratusan nyawa manusia. Ade Armando dalam videonya yang diunggah di akun YouTube Cokro TV menyalahkan Aremania atau suporter Arema FC terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Dosen Universitas Indonesia (UI) itu menuding Aremania sebagai penyebab kerusuhan yang berujung pada kematian ratusan manusia. "Suporter sepak bola ini memang keterlaluan, siapa pun yang menyaksikan video yang kini tersebar tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu, pasti bisa mengenali bahwa pangkal persoalan adalah kelakukan sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan," kata Ade dikutip dari akun YouTube Cokro TV, Selasa (4/10/2022).
"Mereka sombong, bergaya preman, menantang, merusak, dan menyerang. Gara-gara merekalah tragedi itu terjadi," imbuhnya.
Dalam videonya, Ade juga mempersoalkan pernyataan Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia Richard Achmad Supriyanto dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Indonesia yang hanya menitikberatkan tragedi Kanjuruhan Malang kepada pihak kepolisian. "Nampaknya ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk kepada pihak kepolisian. Marilah kita bersikap objektif," ungkap Ade.
Ade menilai pangkal permasalahan terbesar dalam tragedi Kanjuruhan Malang justru adalah Aremania. Ia menyebut bahwa ada sejumlah Aremania yang sok jagoan dan melanggar aturan.
Sebaliknya, sambung dia, pihak kepolisian justru hanya menjalankan tugasnya. "Yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan melanggar semua peraturan dalam stadion, dengan gaya preman masuk ke lapangan, petentengan," tutur Ade.
"Dalam pandangan saya, polisi sudah melaksanakan kewajibannya. Polisi misalnya sejak awal sudah meminta agar jadwal pertandingan dimajukan menjadi pukul 15.30, tapi pihak panitia berkukuh jam pertandingan tetap 20.00," imbuhnya.
tulis komentar anda