Tragedi Kanjuruhan, Pakar Pidana Soroti Gas Air Mata

Senin, 03 Oktober 2022 - 17:24 WIB
Peristiwa kerusuhan supporter Arema di Stadion Kanjuruhan. Foto/ANTARA
JAKARTA - Tragedi di Stadion Kanjuruhan , Malang, Jawa Timur pada Sabtu 1 Oktober 2022, masih menyisakan duka bagi Indonesia. Merespons tragedi Kanjuruhan ini,Pakar Hukum Pidana yang juga Guru Besar Ilmu Hukum khususnya Hukum Pidana Internasional di Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Romli Atmasasmita menyoroti tentang gas air mata.

"Berdasarkan International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) dan penggunaan senjata api dalam hukum internasional, dalam keadaan darurat (State of emergency) polisi dapat menggunakan senjata api tanpa perlu dimintakan pertanggungjawaban kecuali digunakan excessive force," ujar Prof Romli, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Kapolri Janji Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan

Ratusan suporter meninggal dunia usai Laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Sebagian besar korban meninggal karena kehabisan napas setelah polisi menembakkan gas air mata ke tengah lapangan dan tribun.

Pedihnya gas air mata membuat penonton berhamburan coba menyelamatkan diri. Nahas ada pintu stadion terkunci. Dalam kondisi kepanikan luar biasa, terjadi desak-desakan. Situasi ini yang memicu banyak korban jiwa.



Tragedi Kanjuruhan memicu duka mendalam bagi bangsa. Insan Sepak Bola Tanah Air dan masyarakat luas mendesak agar PSSI serta PT LIB (operator liga) bertanggung jawab

Di dunia Maya, tagar Iwan Bule Out menjadi trending topic. Netizen ramai-ramai mendesak Ketua Umum PSSI M Iriawan alias Iwan Bule segera mundur.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(kri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More