Ketum PBNU: Pelibatan Aktor Problematis dalam R20 Upaya Konkret Selesaikan Masalah Agama
Senin, 03 Oktober 2022 - 13:29 WIB
Selama ini, Gus Yahya melihat dialog di antara para tokoh agama terlalu formal, sehingga kurang terbuka. Di forum-forum agama sebelumnya, ia melihat kurang ada keberanian secara jujur mengakui dan membicarakan masalah yang ada. Apalagi, masalah agama juga bersumber dari pengalaman sejarah.
Membuka Ganjalan, Membicarakan Trauma
Dari latar belakang itu, R20 akan membuka satu forum untuk berbicara tentang apa saja yang selama ini menjadi ganjalan di antara kelompok-kelompok agama, trauma apa yang disimpan, hingga berbicara tentang kepentingan bersama untuk masa depan di dalam kerangka koeksistensi damai. Di situ, para pemimpin komunitas agama akan saling berbagi mengenai nilai-nilai luhur dalam agama masing-masing.
"Nah, nilai-nilai itu yang perlu kita bangun bersama supaya kita mampu membangun koeksistensi damai di antara kita. Kita membicarakan soal apa saja nilai yang bisa kita tawarkan untuk masalah-masalah dunia," katanya.
Itulah yang akan didorong dalam forum R20, di samping, tentu saja, menawarkan nilai-nilai yang dimiliki Indonesia. Gus Yahya menyebut ada presentasi dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengenai Pancasila dalam memelihara harmoni dan uraian dari Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) tentang ekonomi Indonesia yang diwarnai nilai-nilai agama sehingga tidak hanya berdasarkan perebutan sumber daya saja.
Gus Yahya juga menyampaikan bahwa para pemimpin agama itu akan diajak ke Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk melihat secara langsung praktik dari masyarakat Indonesia mengenai cara hidup berdampingan secara damai. Kegiatan ini akan berlangsung pada tanggal 4-6 November 2022.
"Kami akan ajak para peserta ke Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk melengkapi diskusi dengan melihat secara langsung praktik pergaulan antarkomunitas beragama di Indonesia ini. Kita harapkan bisa menjadi inspirasi bagi komunitas-komunitas agama yang lain," katanya.
Membuka Ganjalan, Membicarakan Trauma
Dari latar belakang itu, R20 akan membuka satu forum untuk berbicara tentang apa saja yang selama ini menjadi ganjalan di antara kelompok-kelompok agama, trauma apa yang disimpan, hingga berbicara tentang kepentingan bersama untuk masa depan di dalam kerangka koeksistensi damai. Di situ, para pemimpin komunitas agama akan saling berbagi mengenai nilai-nilai luhur dalam agama masing-masing.
"Nah, nilai-nilai itu yang perlu kita bangun bersama supaya kita mampu membangun koeksistensi damai di antara kita. Kita membicarakan soal apa saja nilai yang bisa kita tawarkan untuk masalah-masalah dunia," katanya.
Itulah yang akan didorong dalam forum R20, di samping, tentu saja, menawarkan nilai-nilai yang dimiliki Indonesia. Gus Yahya menyebut ada presentasi dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengenai Pancasila dalam memelihara harmoni dan uraian dari Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) tentang ekonomi Indonesia yang diwarnai nilai-nilai agama sehingga tidak hanya berdasarkan perebutan sumber daya saja.
Gus Yahya juga menyampaikan bahwa para pemimpin agama itu akan diajak ke Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk melihat secara langsung praktik dari masyarakat Indonesia mengenai cara hidup berdampingan secara damai. Kegiatan ini akan berlangsung pada tanggal 4-6 November 2022.
"Kami akan ajak para peserta ke Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk melengkapi diskusi dengan melihat secara langsung praktik pergaulan antarkomunitas beragama di Indonesia ini. Kita harapkan bisa menjadi inspirasi bagi komunitas-komunitas agama yang lain," katanya.
(abd)
tulis komentar anda