PKB Dorong Pemberian Gelar Pahlawan untuk Syaikhona Kholil dan KH Bisri Syansuri
Rabu, 28 September 2022 - 14:04 WIB
JAKARTA - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( FPKB ) DPR mendesak pemerintah mengesahkan gelar Pahlawan Nasional untuk Syaikhona Kholil Bangkalan dan KH Bisri Syansuri. Saat ini nama dua tokoh pejuang Kemerdekaan RI tersebut tengah dibahas dalam Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.
"Kami berharap agar gelar Pahlawan Nasional bisa disematkan kepada Syaikhona Kholil dan KH Bisri Syansuri sehingga menjadi kado bagi warga NU dan Indonesia pada Hari Pahlawan November mendatang," kata Sekretaris Fraksi PKB DPR Fathan Subchi, Rabu (28/9/2022).
Menurutnya, pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona Kholil dan KH Bisri Syansuri akan menjadi penanda sejarah berharga bagi perjalanan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Penyematan gelar Pahlawan Nasional bagi kedua tokoh tersebut juga menjadi medium efektif bagi mengenalkan jejak perjuangan mereka kepada para generasi muda di Indonesia.
Syaikhona Kholil dan KH Bisri Syansuri, lanjut Fathan, sangat berkontribusi bagi adanya cara pandang keagamaan moderat di Indonesia. Cara pandang keagamaan moderat ini di kemudian hari memberikan jangkar bagi keragaman di Indonesia. "Selain itu beliau berdua merupakan ulama pejuang yang mempengaruhi secara langsung proses pencapaian kemerdekaan RI," ujarnya.
Lebih jauh Fathan mendorong Kementerian Sosial menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada para ulama yang secara nyata gigih melawan penjajah. Mereka antara lain KH Abas Buntet, KH R Asnawi Kudus, KH Ruchiyat Tasikmalaya, dan KH Mahrus Ali Kediri.
"PKB telah melakukan kajian mendalam terkait peran para tokoh ulama tersebut disertai napak tilas perjuangan ke masing-masing wilayah tokoh tersebut. Kontribusi para ulama pejuang ini pun diakui dan bisa ditelusuri bukti dan saksinya," katanya.
Baca juga: Syaikhona Kholil Bangkalan Diperjuangkan PKS Jadi Pahlawan Nasional
Gelar Pahlawan Nasional bagi para ulama yang berkontribusi kepada negara, kata Fathan, bukan sekadar ditujukan untuk kepentingan pribadi atau keluarga mereka tetapi lebih dari itu akan menjadi media efektif dalam menyosialisasikan ide, gagasan, dan keteladanan para ulama bagi eksistensi Indonesia sebagai sebuah bangsa.
"Tanpa ulama, berat rasanya bagi bangsa ini untuk meraih kemerdekaan dan mempertahankannya sampai dengan sekarang ini. Maka bagi generasi muda jangan sekali-kali hilangkan jasa dari para ulama (Jas Hijau)," katanya.
"Kami berharap agar gelar Pahlawan Nasional bisa disematkan kepada Syaikhona Kholil dan KH Bisri Syansuri sehingga menjadi kado bagi warga NU dan Indonesia pada Hari Pahlawan November mendatang," kata Sekretaris Fraksi PKB DPR Fathan Subchi, Rabu (28/9/2022).
Menurutnya, pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona Kholil dan KH Bisri Syansuri akan menjadi penanda sejarah berharga bagi perjalanan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Penyematan gelar Pahlawan Nasional bagi kedua tokoh tersebut juga menjadi medium efektif bagi mengenalkan jejak perjuangan mereka kepada para generasi muda di Indonesia.
Syaikhona Kholil dan KH Bisri Syansuri, lanjut Fathan, sangat berkontribusi bagi adanya cara pandang keagamaan moderat di Indonesia. Cara pandang keagamaan moderat ini di kemudian hari memberikan jangkar bagi keragaman di Indonesia. "Selain itu beliau berdua merupakan ulama pejuang yang mempengaruhi secara langsung proses pencapaian kemerdekaan RI," ujarnya.
Lebih jauh Fathan mendorong Kementerian Sosial menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada para ulama yang secara nyata gigih melawan penjajah. Mereka antara lain KH Abas Buntet, KH R Asnawi Kudus, KH Ruchiyat Tasikmalaya, dan KH Mahrus Ali Kediri.
"PKB telah melakukan kajian mendalam terkait peran para tokoh ulama tersebut disertai napak tilas perjuangan ke masing-masing wilayah tokoh tersebut. Kontribusi para ulama pejuang ini pun diakui dan bisa ditelusuri bukti dan saksinya," katanya.
Baca juga: Syaikhona Kholil Bangkalan Diperjuangkan PKS Jadi Pahlawan Nasional
Gelar Pahlawan Nasional bagi para ulama yang berkontribusi kepada negara, kata Fathan, bukan sekadar ditujukan untuk kepentingan pribadi atau keluarga mereka tetapi lebih dari itu akan menjadi media efektif dalam menyosialisasikan ide, gagasan, dan keteladanan para ulama bagi eksistensi Indonesia sebagai sebuah bangsa.
"Tanpa ulama, berat rasanya bagi bangsa ini untuk meraih kemerdekaan dan mempertahankannya sampai dengan sekarang ini. Maka bagi generasi muda jangan sekali-kali hilangkan jasa dari para ulama (Jas Hijau)," katanya.
(abd)
tulis komentar anda