Koalisi Masih Dinamis, Publik Harus Dorong Lebih dari Dua Paslon di Pilpres 2024
Selasa, 27 September 2022 - 06:32 WIB
JAKARTA - Sudah ada dua poros koalisi terbentuk yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas Partai Golkar, PAN dan PPP, serta koalisi Partai Gerindra-PKB. Namun peta koalisi menuju Pilpres 2024 masih akan dinamis, karena parpol masih melakukan penjajakan.
Hal ini disampaikan Peneliti Politik Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro. Menurutnya, semua partai masih melakukan penjajakan dan komunikasi politik, serta menjajaki kemungkinan-kemungkinan untuk Pilpres 2024 .
"Itu tidak mudah disimpulkan. Kalau saya masih dalam taraf saling menjajaki, mereka butuh chemistry, butuh platform yang sama dan saling menguntungkan. Tentu mereka berpikir dua hal, Pileg-nya oke, Pilpres-nya ok," kata Siti Zuhro kepada wartawan, Selasa (27/9/2022).
Oleh karena itu, Wiwiek menekankan pentingnya masyarakat sipil untuk mendorong partai politik untuk menjalankan fungsi representasinya, dengan menghadirkan lebih dari dua paslon capres-cawapres.
"Jadi kalau civil society-nya kuat menyuarakan bahwa pelajaran 2 kali pemilu membuat kita ini fungsi representasi yang harusnya dilakukan partai-partai, tidak dilakukan. Itu yang harus terus dinuansakan dan dampak-dampak dari hanya 2 pasangan calon. Jadi kalau kita diam, civil society-nya diam, ya mereka melenggang," tandasnya.
Hal ini disampaikan Peneliti Politik Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro. Menurutnya, semua partai masih melakukan penjajakan dan komunikasi politik, serta menjajaki kemungkinan-kemungkinan untuk Pilpres 2024 .
"Itu tidak mudah disimpulkan. Kalau saya masih dalam taraf saling menjajaki, mereka butuh chemistry, butuh platform yang sama dan saling menguntungkan. Tentu mereka berpikir dua hal, Pileg-nya oke, Pilpres-nya ok," kata Siti Zuhro kepada wartawan, Selasa (27/9/2022).
Oleh karena itu, Wiwiek menekankan pentingnya masyarakat sipil untuk mendorong partai politik untuk menjalankan fungsi representasinya, dengan menghadirkan lebih dari dua paslon capres-cawapres.
"Jadi kalau civil society-nya kuat menyuarakan bahwa pelajaran 2 kali pemilu membuat kita ini fungsi representasi yang harusnya dilakukan partai-partai, tidak dilakukan. Itu yang harus terus dinuansakan dan dampak-dampak dari hanya 2 pasangan calon. Jadi kalau kita diam, civil society-nya diam, ya mereka melenggang," tandasnya.
(maf)
tulis komentar anda