BMKG Mencatat Terjadi Dua Kali Gempa Susulan Pascagempa Utama M6,4 di Aceh
Sabtu, 24 September 2022 - 10:37 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi dua kali gempa susulan pascagempa utama dengan magnitudo (M)6,4 yang mengguncang Aceh tadi pagi pukul 03.52 WIB.
“Hingga, Sabtu 24 September pukul 08.10 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar M2,7,” ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi saat konferensi pers secara virtual, Sabtu (24/9/2022).
Suko pun memastikan dari hasil pemodelan tsunami maka gempa tersebut tidak menimbulkan dampak tsunami. “Ini juga salah satu evidence kita bahwa permukaan laut di Calang dan Meulaboh tidak menunjukkan ada kenaikan. Di sana kita mempunyai alat pengamatan muka air laut dan itu dinyatakan normal dan tidak timbul adanya perubahan signifikan pada permukaan air laut, sehingga ini menunjukkan bahwa tidak terjadi tsunami,” tuturnya.
Suko pun mengungkapkan Aceh pernah diguncang beberapa kali gempa kuat yang menimbulkan tsunami. “Kami mencoba menyampaikan sejarah, gempa merusak yang terjadi di sekitar Aceh yaitu yang terjadi tanggal 26 Desember 2004 magnitudo 9,0 dimana dilaporkan 283.100 orang meninggal, 1.410 orang hilang, dan 1.126.900 orang mengungsi, gempa ini menimbulkan tsunami yang besar.”
“Jadi ini kalau di kita dulu namanya mega tsunami karena ini merusak, termasuk Phuket dan juga Bangladesh dan sebagainya,” kata Suko.
Kemudian 28 Maret 2005, lanjut Suko, gempa terjadi dengan magnitudo 8,6 yang menimbulkan lebih dari 340 orang luka-luka, dan lebih dari 300 bangunan rusak, gempa ini juga menimbulkan tsunami.
“Pada, 7 April 2010 yang terjadi gempa magnitudo M7,6 yang menyebabkan 5 orang luka berat, 17 orang ringan, 64 rusak berat, 275 unit rumah rusak sedang, dan 824 unit rumah rusak ringan. Ini juga menimbulkan tsunami,” papar Suko.
Sementara itu, Suko mengingatkan masyarakat agar tetap tenang tetapi waspada karena biasanya gempa-gempa besar itu diikuti oleh gempa susulan yang mungkin akan terjadi. “Masyarakat diminta waspadai kemungkinan gempa susulan tersebut.”
“Masyarakat dan tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian diimbau untuk tidak tinggal di rumah karena terjadi ketika terjadi gempa susulan dapat mengalami menyebabkan kerusakan rumah tersebut lebih parah dan kemungkinan bisa roboh. Masyarakat perlu waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing yang curam karena gempa susulan dapat memicu longsoran,” tutupnya.
“Hingga, Sabtu 24 September pukul 08.10 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar M2,7,” ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi saat konferensi pers secara virtual, Sabtu (24/9/2022).
Baca Juga
Suko pun memastikan dari hasil pemodelan tsunami maka gempa tersebut tidak menimbulkan dampak tsunami. “Ini juga salah satu evidence kita bahwa permukaan laut di Calang dan Meulaboh tidak menunjukkan ada kenaikan. Di sana kita mempunyai alat pengamatan muka air laut dan itu dinyatakan normal dan tidak timbul adanya perubahan signifikan pada permukaan air laut, sehingga ini menunjukkan bahwa tidak terjadi tsunami,” tuturnya.
Suko pun mengungkapkan Aceh pernah diguncang beberapa kali gempa kuat yang menimbulkan tsunami. “Kami mencoba menyampaikan sejarah, gempa merusak yang terjadi di sekitar Aceh yaitu yang terjadi tanggal 26 Desember 2004 magnitudo 9,0 dimana dilaporkan 283.100 orang meninggal, 1.410 orang hilang, dan 1.126.900 orang mengungsi, gempa ini menimbulkan tsunami yang besar.”
“Jadi ini kalau di kita dulu namanya mega tsunami karena ini merusak, termasuk Phuket dan juga Bangladesh dan sebagainya,” kata Suko.
Kemudian 28 Maret 2005, lanjut Suko, gempa terjadi dengan magnitudo 8,6 yang menimbulkan lebih dari 340 orang luka-luka, dan lebih dari 300 bangunan rusak, gempa ini juga menimbulkan tsunami.
“Pada, 7 April 2010 yang terjadi gempa magnitudo M7,6 yang menyebabkan 5 orang luka berat, 17 orang ringan, 64 rusak berat, 275 unit rumah rusak sedang, dan 824 unit rumah rusak ringan. Ini juga menimbulkan tsunami,” papar Suko.
Sementara itu, Suko mengingatkan masyarakat agar tetap tenang tetapi waspada karena biasanya gempa-gempa besar itu diikuti oleh gempa susulan yang mungkin akan terjadi. “Masyarakat diminta waspadai kemungkinan gempa susulan tersebut.”
“Masyarakat dan tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian diimbau untuk tidak tinggal di rumah karena terjadi ketika terjadi gempa susulan dapat mengalami menyebabkan kerusakan rumah tersebut lebih parah dan kemungkinan bisa roboh. Masyarakat perlu waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing yang curam karena gempa susulan dapat memicu longsoran,” tutupnya.
(kri)
tulis komentar anda