Saatnya Ekonomi Indonesia Bangkit
Rabu, 21 September 2022 - 05:34 WIB
MASA suram bagi ekonomi Indonesia telah berakhir. Saat ini Indonesia telah mampu tumbuh sebagaimana saat sebelum ada pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan akhir pandemi Covid-19 sudah dekat. Meski virus masih menyebar pada tingkat yang sama seperti tahun lalu, kematian telah turun secara signifikan.
Organisasi Kesehatan dunia itu mengklaim vaksinasi dan langkah-langkah kesehatan masyarakat lainnya telah mengurangi ancaman yang ditimbulkan virus itu dan minta setiap negara mendorong vaksinasi 100% orang yang rentan dan petugas kesehatan, dan vaksinasi 70% masyarakat umum.
Di Indonesia, pengendalian Covid-19 terus menunjukkan tren positif. Terkendalinya pandemi Covid-19 memicu pemerintah terus melonggarkan berbagai aturan yang selama ini membatasi aktivitas masyarakat.
Kita tahu beberapa tahun ke belakang ekonomi dalam negeri mengalami tekanan luar biasa akibat pandemi hingga menekan pertumbuhan ke level minus 2,07% pada 2020. Pandemi Covid-19 juga telah menunda kemajuan pembangunan yang dicapai dalam beberapa tahun terakhir seperti menaikkan tingkat kemiskinan menjadi dua digit dari 9,22% pada 2019 menjadi 10,9% pada 2020.
Tak hanya tingkat kemiskinan yang naik, tingkat pengangguran juga melonjak signifikan dari 5,23% pada 2019 menjadi 7,07% pada 2020 sehingga banyak masyarakat kehilangan pendapatan dan menurunkan daya beli. Namun, masa suram tersebut saat ini telah mampu dilewati Indonesia dengan baik dan cepat mengingat ekonomi sepanjang tahun lalu berhasil mencapai pertumbuhan 3,69%.
Perbaikan ekonomi Indonesia pun terus terakselerasi dan berlanjut hingga tahun ini dengan pertumbuhan pada kuartal II/2022 mencapai 5,44%. Tahun ini diharapkan menjadi momentum yang baik bagi perekonomian Indonesia untuk pulih kuat dan pulih bersama.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2022 sebesar 5,44% didorong oleh konsumsi rumah tangga dengan porsi 2,92%. Setelah konsumsi rumah tangga, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia menurut pengeluaran adalah net ekspor atau nilai ekspor dikurang nilai impor yaitu dengan porsi 2,14%.
Setidaknya, Indonesia perlu berpikir mengenai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru pascapandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan akhir pandemi Covid-19 sudah dekat. Meski virus masih menyebar pada tingkat yang sama seperti tahun lalu, kematian telah turun secara signifikan.
Organisasi Kesehatan dunia itu mengklaim vaksinasi dan langkah-langkah kesehatan masyarakat lainnya telah mengurangi ancaman yang ditimbulkan virus itu dan minta setiap negara mendorong vaksinasi 100% orang yang rentan dan petugas kesehatan, dan vaksinasi 70% masyarakat umum.
Di Indonesia, pengendalian Covid-19 terus menunjukkan tren positif. Terkendalinya pandemi Covid-19 memicu pemerintah terus melonggarkan berbagai aturan yang selama ini membatasi aktivitas masyarakat.
Kita tahu beberapa tahun ke belakang ekonomi dalam negeri mengalami tekanan luar biasa akibat pandemi hingga menekan pertumbuhan ke level minus 2,07% pada 2020. Pandemi Covid-19 juga telah menunda kemajuan pembangunan yang dicapai dalam beberapa tahun terakhir seperti menaikkan tingkat kemiskinan menjadi dua digit dari 9,22% pada 2019 menjadi 10,9% pada 2020.
Tak hanya tingkat kemiskinan yang naik, tingkat pengangguran juga melonjak signifikan dari 5,23% pada 2019 menjadi 7,07% pada 2020 sehingga banyak masyarakat kehilangan pendapatan dan menurunkan daya beli. Namun, masa suram tersebut saat ini telah mampu dilewati Indonesia dengan baik dan cepat mengingat ekonomi sepanjang tahun lalu berhasil mencapai pertumbuhan 3,69%.
Perbaikan ekonomi Indonesia pun terus terakselerasi dan berlanjut hingga tahun ini dengan pertumbuhan pada kuartal II/2022 mencapai 5,44%. Tahun ini diharapkan menjadi momentum yang baik bagi perekonomian Indonesia untuk pulih kuat dan pulih bersama.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2022 sebesar 5,44% didorong oleh konsumsi rumah tangga dengan porsi 2,92%. Setelah konsumsi rumah tangga, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia menurut pengeluaran adalah net ekspor atau nilai ekspor dikurang nilai impor yaitu dengan porsi 2,14%.
Setidaknya, Indonesia perlu berpikir mengenai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru pascapandemi Covid-19.
tulis komentar anda