Belajar dari Sejarah Konflik PPP, Ini yang Terjadi bila Suharso Melawan
Senin, 12 September 2022 - 11:50 WIB
JAKARTA - Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mengesahkan Muhammad Mardiono sebagai pelaksana tugas ketua umum PPP. Dia sebelumnya ditunjuk menggantikan Suharso Monoarfa melalui Mukernas di Banten, Minggu (5/9/2022).
Hingga hari ini, belum jelas sebenarnya apa yang menyebabkan Suharso didongkel dari kursi ketua umum PPP. Satu hal yang pasti, pergantian ketua umum di pertengahan “jalan” ini melengkapi sejarah konflik PPP dalam tiga periode kepemimpinan terakhir.
Suharso sendiri ingin mengakhiri konflik dengan kubu Mardiono secara baik. "Ya nantilah kita selesaikan baik-baik. Udah… udah…udah," kata Suharso di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Pengamat Politik Citra Institute Yusa' Farchan berpandangan, konflik ini bisa berkepanjangan jika Suharso melawan, dan dualisme sebagaimana Djan Farid vs M. Rommahurmuziy beberapa waktu lalu bisa terulang.
"Jika Suharso melawan, maka konflik di tubuh PPP berpotensi meluas dan akan terjadi dualisme kepengurusan," kaga Yusa' saat dihubungi, Senin (12/9/2022).
Yusa' menjelaskan, tentu konflik tersebut semakin menambah berat tantangan PPP dalam menghadapi Pemilu 2024. Bahkan, PPP terancam tidak bisa lolos ke Senayan jika gejolak internal tersebut berlangsung berlarut-larut. Semestinya PPP sebagai partai tua bisa belajar dari sejarah agar konflik serupa tidak terulang.
"Sebagai partai tua yang sarat pengalaman, harusnya PPP bisa belajar dari sejarah dengan tidak mengulangi konflik tersebut," sarannya.
Menurut Yusa', sangat disayangkan kalau kemudian ke depan PPP tidak punya wakil di Senayan akibat buruknya tata kelola parpol.
Hingga hari ini, belum jelas sebenarnya apa yang menyebabkan Suharso didongkel dari kursi ketua umum PPP. Satu hal yang pasti, pergantian ketua umum di pertengahan “jalan” ini melengkapi sejarah konflik PPP dalam tiga periode kepemimpinan terakhir.
Suharso sendiri ingin mengakhiri konflik dengan kubu Mardiono secara baik. "Ya nantilah kita selesaikan baik-baik. Udah… udah…udah," kata Suharso di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Pengamat Politik Citra Institute Yusa' Farchan berpandangan, konflik ini bisa berkepanjangan jika Suharso melawan, dan dualisme sebagaimana Djan Farid vs M. Rommahurmuziy beberapa waktu lalu bisa terulang.
"Jika Suharso melawan, maka konflik di tubuh PPP berpotensi meluas dan akan terjadi dualisme kepengurusan," kaga Yusa' saat dihubungi, Senin (12/9/2022).
Yusa' menjelaskan, tentu konflik tersebut semakin menambah berat tantangan PPP dalam menghadapi Pemilu 2024. Bahkan, PPP terancam tidak bisa lolos ke Senayan jika gejolak internal tersebut berlangsung berlarut-larut. Semestinya PPP sebagai partai tua bisa belajar dari sejarah agar konflik serupa tidak terulang.
"Sebagai partai tua yang sarat pengalaman, harusnya PPP bisa belajar dari sejarah dengan tidak mengulangi konflik tersebut," sarannya.
Menurut Yusa', sangat disayangkan kalau kemudian ke depan PPP tidak punya wakil di Senayan akibat buruknya tata kelola parpol.
tulis komentar anda