Kisah Pidato Terakhir DN Aidit Sebelum Dieksekusi
Kamis, 08 September 2022 - 20:52 WIB
JAKARTA - Dipa Nusantara Aidit atau dikenal DN Aidit akhirnya tertangkap setelah pelarian panjangnya di kediaman Harjomartono di Kampung Sambeng, Solo, Jawa Tengah pada 22 November 1965. DN Aidit merupakan seorang pemimpin senior Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tertangkapnya DN Aidit oleh Kolonel Yasir Hadibroto selaku Komandan Brigade IV Infanteri rencananya akan dibawa ke Semarang untuk diadili.
Baca juga : Kisah Sanjoto, Kapten Polisi Militer Pemburu Gembong PKI DN Aidit di Semarang
Setelah tertangkap dan dilakukan proses interogasi, sang ketua Partai Komunis Indonesia ini mengaku bahwa dia merupakan orang yang bertanggung jawab atas peristiwa G30S.
Setelah proses interogasi DN Aidit sempat meminta untuk bertemu dengan Ir. Soekarno karena menurutnya semua akan menjadi jelas bisa bertemu dengan sang Presiden. Namun hal ini tentu ditolak oleh Yasir yang merupakan orang kepercayaan Jenderal Soeharto.
Dilansir dari berbagai sumber, tempat eksekusi yang semula akan dilakukan Yasir di Semarang kemudian diganti sesuai mandat dari Jenderal Soeharto. Yasir lalu memerintahkan anak buahnya, Mayor Trisno untuk mencarikan sumur tua yang nantinya akan menjadi tempat eksekusi DN Aidit.
Lokasi ini tepatnya berada di sekitaran Boyolali dimana terletak sebuah rumah yang dijadikan markas satuan Kostrad.
Ketika hendak dieksekusi Aidit sempat mengungkapkan bahwa dirinya merupakan seorang Menteri Negara Koordinator (Menko) dalam kabinet Dwikora dan mempertanyakan sumur dihadapannya.
"Tahu kamu artinya apa seorang Menko? Seorang Wakil Ketua MPR Sementara kemari? Apa ini sumur? Untuk apa?"
Tertangkapnya DN Aidit oleh Kolonel Yasir Hadibroto selaku Komandan Brigade IV Infanteri rencananya akan dibawa ke Semarang untuk diadili.
Baca juga : Kisah Sanjoto, Kapten Polisi Militer Pemburu Gembong PKI DN Aidit di Semarang
Setelah tertangkap dan dilakukan proses interogasi, sang ketua Partai Komunis Indonesia ini mengaku bahwa dia merupakan orang yang bertanggung jawab atas peristiwa G30S.
Setelah proses interogasi DN Aidit sempat meminta untuk bertemu dengan Ir. Soekarno karena menurutnya semua akan menjadi jelas bisa bertemu dengan sang Presiden. Namun hal ini tentu ditolak oleh Yasir yang merupakan orang kepercayaan Jenderal Soeharto.
Dilansir dari berbagai sumber, tempat eksekusi yang semula akan dilakukan Yasir di Semarang kemudian diganti sesuai mandat dari Jenderal Soeharto. Yasir lalu memerintahkan anak buahnya, Mayor Trisno untuk mencarikan sumur tua yang nantinya akan menjadi tempat eksekusi DN Aidit.
Lokasi ini tepatnya berada di sekitaran Boyolali dimana terletak sebuah rumah yang dijadikan markas satuan Kostrad.
Ketika hendak dieksekusi Aidit sempat mengungkapkan bahwa dirinya merupakan seorang Menteri Negara Koordinator (Menko) dalam kabinet Dwikora dan mempertanyakan sumur dihadapannya.
"Tahu kamu artinya apa seorang Menko? Seorang Wakil Ketua MPR Sementara kemari? Apa ini sumur? Untuk apa?"
tulis komentar anda