Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Tidak Setuju Harga BBM Naik
Minggu, 04 September 2022 - 15:27 WIB
JAKARTA - Mayoritas masyarakat tidak setuju harga bahan bakar minyak ( BBM ) mengalami kenaikan. Masyarakat lebih sepakat pemerintah tetap memberikan subsidi BBM kendati membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Agustus 2022 kepada 1.220 responden yang diumumkan secara daring pada Minggu (4/9/2022). "Hampir 60 persen atau sekitar 58,7 persen responden tidak setuju jika harga BBM naik. Hanya 26,5 persen responden yang menyatakan setuju jika harga BBM naik. Sisanya sekitar 14,8 persen tidak tahu," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan.
Kemudian, 58,7 persen responden yang meminta harga BBM tidak naik itu menganggap harga BBM mestinya tidak naik walaupun harga minyak dunia mengalami kenaikan. Responden pun menganggap tak masalah beban pemerintah semakin tinggi di antaranya melalui utang untuk mempertahankan harga BBM.
Dalam survei tersebut juga diperoleh kesimpulan bahwa sekitar 58,1 persen responden lebih setuju pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat dalam bentuk subsidi harga barang ketimbang subsidi tunai. Subsidi barang dianggap bisa dinikmati seluruh masyarakat dengan harga terjangkau.
Sementara hanya sekitar 39,5 persen responden yang setuju subsidi tunai diberikan secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Agustus 2022 kepada 1.220 responden yang diumumkan secara daring pada Minggu (4/9/2022). "Hampir 60 persen atau sekitar 58,7 persen responden tidak setuju jika harga BBM naik. Hanya 26,5 persen responden yang menyatakan setuju jika harga BBM naik. Sisanya sekitar 14,8 persen tidak tahu," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan.
Kemudian, 58,7 persen responden yang meminta harga BBM tidak naik itu menganggap harga BBM mestinya tidak naik walaupun harga minyak dunia mengalami kenaikan. Responden pun menganggap tak masalah beban pemerintah semakin tinggi di antaranya melalui utang untuk mempertahankan harga BBM.
Dalam survei tersebut juga diperoleh kesimpulan bahwa sekitar 58,1 persen responden lebih setuju pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat dalam bentuk subsidi harga barang ketimbang subsidi tunai. Subsidi barang dianggap bisa dinikmati seluruh masyarakat dengan harga terjangkau.
Sementara hanya sekitar 39,5 persen responden yang setuju subsidi tunai diberikan secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda