Kritisi Kenaikan Harga BBM, Andi Arief: Pemerintah Sudah Melewati Batas
Sabtu, 03 September 2022 - 23:36 WIB
JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengkritik kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Andi menyebut pemerintah sudah melewati batas.
Hal itu disampaikan Andi Arief melalui video pendek berdurasi dua menit tujuh detik yang diunggah melalui akun Twitternya @Andiarief_. ”Hari ini Pemerintahan Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi, bahasa lainnya dikemas dengan mengalihkan subsidi. Ini bahasa halus dari bagaimana mengambil modal APBN dari rakyat,” ujarnya dikutip SINDOnews, Sabtu (3/9/2022).
”Kalau kita tidak bisa memberi banyak kepada rakyat sebetulnya kita tidak boleh mengambil apa yang dia dapat. Itulah prinsip. Kalau sangat terpaksa mungkin saja bisa dilakukan akan tetapi alasannya itu mesti jelas,” ucapnya.
Argumentasi bahwa BBM subsidi dinikmati oleh orang kaya itu argumentasi bohong, fiksi. Menurut Andi masyarakat Indonesia sudah terbelah, ada masyarakat yang mampu, masyarakat tidak mampu, miskin, mendekati miskin dan masyarakat sangat miskin yang hidupnya bergantung pada tetesan dari orang-orang kaya itu. orang-orang sangat mampu dalam bahasa Sri Mulyani.
”Rakyat mencurigai bukan untuk kesejahteraan rakyat tapi untuk membangun proyek-proyek mercusuar ibu kota negara dan lain sebagainya. Jadi itu ilmu bohong bahwa hanya berdampak pada orang-orang mampu itu ilmu yang bohong,” ucapnya.
Andi menambahkan, pada akhirnya hukum besi produksi adalah menaikkan ongkos produksi dan menaikkan harga-harga di pasar. Andi menyebut langkah pemerintah menaikkan BBM ini sudah kelewat batas.
"Saya kira ini pemerintah sudah melewati batas cross the line, kita nggak tahu apa yang akan menjadi respons rakyat kalau Partai Demokrat sudah menolak ini semua," ujarnya.
Hal itu disampaikan Andi Arief melalui video pendek berdurasi dua menit tujuh detik yang diunggah melalui akun Twitternya @Andiarief_. ”Hari ini Pemerintahan Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi, bahasa lainnya dikemas dengan mengalihkan subsidi. Ini bahasa halus dari bagaimana mengambil modal APBN dari rakyat,” ujarnya dikutip SINDOnews, Sabtu (3/9/2022).
”Kalau kita tidak bisa memberi banyak kepada rakyat sebetulnya kita tidak boleh mengambil apa yang dia dapat. Itulah prinsip. Kalau sangat terpaksa mungkin saja bisa dilakukan akan tetapi alasannya itu mesti jelas,” ucapnya.
Argumentasi bahwa BBM subsidi dinikmati oleh orang kaya itu argumentasi bohong, fiksi. Menurut Andi masyarakat Indonesia sudah terbelah, ada masyarakat yang mampu, masyarakat tidak mampu, miskin, mendekati miskin dan masyarakat sangat miskin yang hidupnya bergantung pada tetesan dari orang-orang kaya itu. orang-orang sangat mampu dalam bahasa Sri Mulyani.
”Rakyat mencurigai bukan untuk kesejahteraan rakyat tapi untuk membangun proyek-proyek mercusuar ibu kota negara dan lain sebagainya. Jadi itu ilmu bohong bahwa hanya berdampak pada orang-orang mampu itu ilmu yang bohong,” ucapnya.
Andi menambahkan, pada akhirnya hukum besi produksi adalah menaikkan ongkos produksi dan menaikkan harga-harga di pasar. Andi menyebut langkah pemerintah menaikkan BBM ini sudah kelewat batas.
"Saya kira ini pemerintah sudah melewati batas cross the line, kita nggak tahu apa yang akan menjadi respons rakyat kalau Partai Demokrat sudah menolak ini semua," ujarnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda