Soal Wacana Capres Alternatif, Pengamat: Dorong Substansi Pilpres 2024

Rabu, 31 Agustus 2022 - 20:26 WIB
Pemerhati politik Lingkar Madani Ray Rangkuti menyebut capres alternatif mendorong substansi Pilpres 2024. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Wacana capres alternatif yang kini mulai ramai diperbincangkan memberikan sinyal kejenuhan publik terhadap nama-nama figur yang sudah lebih dulu populer.

Hal ini disampaikan oleh pemerhati politik Lingkar Madani Ray Rangkuti, dalam acara diskusi bertajuk “Mencari Capres Alternatif & Membaca Arah Koalisi” yang diselenggarakan oleh Para Syndicate, di Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Ray menambahkan, masyarakat jangan ragu untuk memberikan tuntutan bagi para figur dan partai politik untuk fokus kepada tantangan pembangunan Indonesia pasca 2024.





“Capres alternatif itu bukan sekadar figur yang juga populer, melainkan figur yang memiliki gagasan dan terasosiasi dengan isu dan substansi tertentu seperti dalam bidang ekonomi kemandirian ada Rizal Ramli, di bidang pembangunan teknologi ada Ilham Habibie, dan di bidang demokrasi ada Jimly Asshiddique," terangnya.



Menurut dia, capres alternatif juga harus memberikan efek kejut bagi partai yang mendukungnya. Efek kejut akan menarik perbincangan bukan lagi dari sekadar di dunia medsos tapi juga di dunia ide. "Sebagai contoh, Ilham Habibie, kita kenal bukan orang yang ingin menonjol di dunia politik, tapi justru ini efek kejutnya, jika ada partai politik yang mendukungnya, maka akan menjadi perhatian publik,” jelas Ray.

Ray menambahkan, terdapat dua model capres alternative yakni capres strategis dan capres realistis. Capres strategis merupakan figur alternatif yang dapat ikut mengerek popularitas partai. Dalam hal ini capres yang memiliki efek kejut tinggi seperti nama Ilham Habibie dan nama – nama lainnya perlu dipertimbangkan.

”Sedangkan capres realistis merupakan capres yang dipilih pada last minute sebelum didaftarkan ke KPU. Partai – partai politik menengah justru perlu melirik cara memunculkan nama dengan efek kejut tersebut,” katanya.

Senada dengan Ray, peneliti dari Para Syndicate Ari Nurcahyo menegaskan capres alternatif adalah figur yang dapat membuka perspektif bahwa elektabilitas, popularitas, dan akseptabilitas hanya satu variabel dalam penentuan capres.

Mengutip pernyataan Presiden Jokowi yang menegaskan Capres 2024 harus bekerja keras untuk dapat menjawab tantangan pembangunan Indonesia ke depan. Ari menambahkan, konstalasi koalisi partai politik akan ditentukan dengan pemufakatan kandidasi paket capres – cawapres yang diusung.

Dalam situasi tersebut, elektabilitas hasil survei hanyalah satu variabel dalam menentukan capres-cawapres, selebihnya adalah otonomi partai dan pemufakatan koalisi. ”Nama–nama capres alternatif masih mungkin dimunculkan karena perlunya upaya untuk memperkuat substansi dan minat publik terhadap pilpres,” katanya.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More