Survei LSI Denny JA: KIB Menang di Pemilih Moderat
Senin, 15 Agustus 2022 - 15:53 WIB
JAKARTA - Survei LSI Denny JA menemukan poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) unggul di pemilih yang moderat. Sedangkan, poros PDIP lebih unggul di segmen pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Sementara, poros Gerindra dan PKB lebih unggul di segmen pemilih yang kurang puas dengan kinerja Jokowi. Hal itu terungkap dari hasil survei nasional terbaru LSI Denny JA yang disampaikan peneliti senior Adrian Sopa.
Dalam survei tersebut dijelaskan, hampir mustahil PDIP bertarung dalam pilpres 2024-2029 sendirian tanpa mengandeng partai lain, walaupun sudah memenuhi syarat pencalonan minimal 20%. Namun demikian, hampir mustahil PDIP menggandeng PKS karena alasan ideologis. Mustahil juga PDIP menggandeng Demokrat karena riwayat hubungan Megawati- SBY.
”Dalam perkembangan terakhir kecil pula kemungkinan bagi PDIP menggandeng Nasdem karena irama politik Megawati dan Surya Paloh tak sejalan,” ucapnya, Senin (15/8/2022).
Dia menilai, dalam bulan- bulan terakhir masa pendaftaran yakni September 2023, sangat mungkin PDIP mengajak Gerindra, PKB atau KIB untuk menyatukan kekuatan. Sementara KIB sangat mungkin menambah kekuatan.
”Sebab jika hanya tiga partai saja bagi KIB sangatlah riskan. Jika satu partai mengundurkan diri, itu akan membuat KIB tak lagi memenuhi syarat pencalonan capres- cawapres 20%,” katanya.
Bagi KIB, satu partai yang mungkin diajak adalah PKS atau Demokrat. Hal ini disebabkan karena PKS dan Demokrat tak memiliki bargaining kuat untuk meminta calon presiden.
Sementara, poros Gerindra dan PKB lebih unggul di segmen pemilih yang kurang puas dengan kinerja Jokowi. Hal itu terungkap dari hasil survei nasional terbaru LSI Denny JA yang disampaikan peneliti senior Adrian Sopa.
Dalam survei tersebut dijelaskan, hampir mustahil PDIP bertarung dalam pilpres 2024-2029 sendirian tanpa mengandeng partai lain, walaupun sudah memenuhi syarat pencalonan minimal 20%. Namun demikian, hampir mustahil PDIP menggandeng PKS karena alasan ideologis. Mustahil juga PDIP menggandeng Demokrat karena riwayat hubungan Megawati- SBY.
”Dalam perkembangan terakhir kecil pula kemungkinan bagi PDIP menggandeng Nasdem karena irama politik Megawati dan Surya Paloh tak sejalan,” ucapnya, Senin (15/8/2022).
Dia menilai, dalam bulan- bulan terakhir masa pendaftaran yakni September 2023, sangat mungkin PDIP mengajak Gerindra, PKB atau KIB untuk menyatukan kekuatan. Sementara KIB sangat mungkin menambah kekuatan.
”Sebab jika hanya tiga partai saja bagi KIB sangatlah riskan. Jika satu partai mengundurkan diri, itu akan membuat KIB tak lagi memenuhi syarat pencalonan capres- cawapres 20%,” katanya.
Bagi KIB, satu partai yang mungkin diajak adalah PKS atau Demokrat. Hal ini disebabkan karena PKS dan Demokrat tak memiliki bargaining kuat untuk meminta calon presiden.
tulis komentar anda