Hasan Nasbi Sebut Politik Gagasan KIB Lawan Politik Panggung
Senin, 15 Agustus 2022 - 14:42 WIB
JAKARTA - Politik gagasan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) , dinilai merupakan perbandingan yang berlawanan dari politik panggung. Pandangan tersebut disampaikan oleh pengamat politik sekaligus Founder Cyrus Network, Hasan Nasbi.
"Politik gagasan ini diharapkan menggeser politik lenggak lenggok atau politik catwalk. Sebab kita harus mencari pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan kita, bukan sekadar pemimpin yang memenuhi dahaga publik untuk mendapatkan hiburan," kata Hasan dalam keterangannya, Senin (15/8/2022).
Kali ini kata dia, terlihat ada partai politik mau berbenah dan bergerak maju seperti partai politik di negara modern.
"Kesepakatan mereka bukan sekadar figur atau selembar kertas kerja sama, melainkan kesamaan pandangan dan program kerja yang dituangkan tertulis sehingga bisa juga dievaluasi juga oleh masyarakat luas," jelasnya.
Menurut Hasan apa yang dilakukan KIB ini memang tidak populer. Paling tidak belum populer di Indonesia di tengah hasrat tokoh-tokoh politik untuk menjadi populer dengan cara remeh temeh dan tidak ada hubungannya dengan kepemimpinan.
"Masyarakat harus mendukung terobosan ini. Sebab ini yang akan menjadi ikatan antara masyarakat, parpol dan capres mereka. Ini yang akan dikoreksi dan dipertengkarkan di publik 1,5 tahun mendatang, bukan lagi pertengkaran identitas dan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan kemajuan bangsa. Malah merusak kerukunan bangsa," pungkasnya.
"Politik gagasan ini diharapkan menggeser politik lenggak lenggok atau politik catwalk. Sebab kita harus mencari pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan kita, bukan sekadar pemimpin yang memenuhi dahaga publik untuk mendapatkan hiburan," kata Hasan dalam keterangannya, Senin (15/8/2022).
Kali ini kata dia, terlihat ada partai politik mau berbenah dan bergerak maju seperti partai politik di negara modern.
"Kesepakatan mereka bukan sekadar figur atau selembar kertas kerja sama, melainkan kesamaan pandangan dan program kerja yang dituangkan tertulis sehingga bisa juga dievaluasi juga oleh masyarakat luas," jelasnya.
Menurut Hasan apa yang dilakukan KIB ini memang tidak populer. Paling tidak belum populer di Indonesia di tengah hasrat tokoh-tokoh politik untuk menjadi populer dengan cara remeh temeh dan tidak ada hubungannya dengan kepemimpinan.
"Masyarakat harus mendukung terobosan ini. Sebab ini yang akan menjadi ikatan antara masyarakat, parpol dan capres mereka. Ini yang akan dikoreksi dan dipertengkarkan di publik 1,5 tahun mendatang, bukan lagi pertengkaran identitas dan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan kemajuan bangsa. Malah merusak kerukunan bangsa," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda