Siklon Tropis Mulan Terpantau di Teluk Beibu, Sejumlah Wilayah Ini Berpotensi Hujan
Kamis, 11 Agustus 2022 - 09:17 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan saat ini Siklon Tropis Mula n terpantau di Teluk Beibu, Laut China Selatan dengan kecepatan angin maksimum mencapai 35 knot dan tekanan udara minimum 996 hPa.
“Sistem ini bergerak ke arah barat barat laut dan diperkirakan intensitasnya akan menurun dalam 24 jam ke depan. Sistem ini menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Laut Cina Selatan,” dikutip dari keterangan resmi BMKG, Kamis (11/8/2022).
Sementara itu, BMKG mengingatkan dampak tidak langsung di sekitar wilayah Siklon Tropis Mulan di antaranya pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, serta gelombang tinggi.
“Daerah pertemuan dan perlambatan angin atau konvergensi terpantau memanjang di Samudera Hindia Barat Bengkulu Lampung, dari Kalimantan timur hingga Kalimantan Utara, dan di Papua kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah Siklon Tropis dan di sepanjang daerah low level jet atau konvergensi tersebut,” jelas BMKG.
Sementara itu, dari BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi hingga 6 meter di sejumlah perairan Indonesia. “Untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4.0-6.0 meter berpeluang terjadi di perairan barat Pulau Enggano, Samudera Hindia Barat Bengkulu-Lampung, perairan Cilacap, perairan Kebumen-Purworejo, perairan Yogyakarta, Samudera Hindia Selatan Jawa,” tulis BMKG.
Hal ini diakibatkan adanya pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Timur-Selatan dengan kecepatan angin berkisar 3-15 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Sabang, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten-Jawa Barat, dan perairan Merauke,” kata BMKG.
“Sistem ini bergerak ke arah barat barat laut dan diperkirakan intensitasnya akan menurun dalam 24 jam ke depan. Sistem ini menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Laut Cina Selatan,” dikutip dari keterangan resmi BMKG, Kamis (11/8/2022).
Sementara itu, BMKG mengingatkan dampak tidak langsung di sekitar wilayah Siklon Tropis Mulan di antaranya pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, serta gelombang tinggi.
“Daerah pertemuan dan perlambatan angin atau konvergensi terpantau memanjang di Samudera Hindia Barat Bengkulu Lampung, dari Kalimantan timur hingga Kalimantan Utara, dan di Papua kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah Siklon Tropis dan di sepanjang daerah low level jet atau konvergensi tersebut,” jelas BMKG.
Sementara itu, dari BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi hingga 6 meter di sejumlah perairan Indonesia. “Untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4.0-6.0 meter berpeluang terjadi di perairan barat Pulau Enggano, Samudera Hindia Barat Bengkulu-Lampung, perairan Cilacap, perairan Kebumen-Purworejo, perairan Yogyakarta, Samudera Hindia Selatan Jawa,” tulis BMKG.
Hal ini diakibatkan adanya pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Timur-Selatan dengan kecepatan angin berkisar 3-15 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Sabang, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten-Jawa Barat, dan perairan Merauke,” kata BMKG.
(kri)
tulis komentar anda