Kepala BNPT Peringatkan Terorisme Tak Boleh Lagi Terjadi
Sabtu, 06 Agustus 2022 - 22:11 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar hadir dalam peringatan 19 tahun bom JW Marriott pada Jumat (5/8/2022). Boy Rafli menegaskan agar terorisme tidak boleh lagi terjadi.
"Peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi lagi dan bergandeng tangan dalam melawan segala bentuk kekerasan, kita semua harus mengumandangkan bahwa peristiwa ini tidak layak terjadi di NKRI dan seluruh dunia," kata Boy Rafli dalam keterangannya, Sabtu (6/8/2022).
Diketahui tragedi yang terjadi pada tanggal 5 Agustus 2003 silam ini menyebabkan 14 orang meninggal dunia dan 156 orang luka-luka. Kata Boy Rafli, tragedi bom JW Marriott menjadi pengingat akan bahaya dan ancaman terorisme.
Menurut Boy Rafli, dalam upaya pencegahan aksi terorisme dan ide-ide yang melatarbelakanginya, BNPT bersama unsur pemerintah dan masyarakat melakukan kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.
"BNPT juga telah menyelenggarakan forum yang mempertemukan antara korban/penyintas dengan mitra deradikalisasi yang menjadi katalisator pemulihan dan reintegrasi sosial kedua pihak," ucapnya.
"BNPT terus mempromosikan dan melakukan national resilience dari pengaruh ide teror yg berbasis kekerasan yang tidak bisa dilakukan secara parsial, harus dilakukan dengan cara komprehensif dengan pendekatan soft dan hard," tambahnya.
Senada dengan Kepala BNPT, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, aksi teror seperti yang terjadi di JW Marriott tidak boleh terjadi lagi di Indonesia.
Menurut Moeldoko, pemerintah secara serius menanggulangi terorisme dari hulu ke hilir dengan melibatkan unsur masyarakat.
"Dalam menyikapi terorisme pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah telah mengadopsi whole government untuk melawan terorisme dari hulu ke hilir, kita juga menggandeng masyarakat untuk berkolaborasi karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri melawan terorisme," tutupnya.
Selain melakukan tabur bunga dan doa bersama, peringatan ini juga dijadikan momen peluncuran buku The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriott yang ditulis oleh Tony Sumarno, yang merupakan korban teror bom.
Dia mengisahkan perjalanan hidup beliau sejak menjadi korban bom JW Marriott 2003, hingga menjadi aktivis deradikalisasi yang aktif mengunjungi dan berdiskusi dengan para narapidana kasus teror di dalam penjara.
"Peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi lagi dan bergandeng tangan dalam melawan segala bentuk kekerasan, kita semua harus mengumandangkan bahwa peristiwa ini tidak layak terjadi di NKRI dan seluruh dunia," kata Boy Rafli dalam keterangannya, Sabtu (6/8/2022).
Diketahui tragedi yang terjadi pada tanggal 5 Agustus 2003 silam ini menyebabkan 14 orang meninggal dunia dan 156 orang luka-luka. Kata Boy Rafli, tragedi bom JW Marriott menjadi pengingat akan bahaya dan ancaman terorisme.
Menurut Boy Rafli, dalam upaya pencegahan aksi terorisme dan ide-ide yang melatarbelakanginya, BNPT bersama unsur pemerintah dan masyarakat melakukan kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.
"BNPT juga telah menyelenggarakan forum yang mempertemukan antara korban/penyintas dengan mitra deradikalisasi yang menjadi katalisator pemulihan dan reintegrasi sosial kedua pihak," ucapnya.
"BNPT terus mempromosikan dan melakukan national resilience dari pengaruh ide teror yg berbasis kekerasan yang tidak bisa dilakukan secara parsial, harus dilakukan dengan cara komprehensif dengan pendekatan soft dan hard," tambahnya.
Senada dengan Kepala BNPT, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, aksi teror seperti yang terjadi di JW Marriott tidak boleh terjadi lagi di Indonesia.
Menurut Moeldoko, pemerintah secara serius menanggulangi terorisme dari hulu ke hilir dengan melibatkan unsur masyarakat.
"Dalam menyikapi terorisme pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah telah mengadopsi whole government untuk melawan terorisme dari hulu ke hilir, kita juga menggandeng masyarakat untuk berkolaborasi karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri melawan terorisme," tutupnya.
Selain melakukan tabur bunga dan doa bersama, peringatan ini juga dijadikan momen peluncuran buku The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriott yang ditulis oleh Tony Sumarno, yang merupakan korban teror bom.
Dia mengisahkan perjalanan hidup beliau sejak menjadi korban bom JW Marriott 2003, hingga menjadi aktivis deradikalisasi yang aktif mengunjungi dan berdiskusi dengan para narapidana kasus teror di dalam penjara.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda