Komnas HAM: Tak Ada Saksi Mata Brigadir J Todongkan Senjata ke Bharada E

Jum'at, 05 Agustus 2022 - 18:49 WIB
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, tidak ada saksi mata yang melihat Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menodongkan senjata terlebih dulu ke Bharada E.. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan, tidak ada saksi mata yang melihat Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menodongkan senjata terlebih dulu ke Bharada E.

Taufan menyebut, hal itu menjadi masalah genting. Pasalnya, hanya ada satu saksi lain dalam insiden kematian Brigadir J di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat, 8 Juli 2022, yakni Ricky atau Bripka R.

"Problem krusialnya karena di TKP itu yang bisa kita dapatkan hanya keterangan Bharada E," kata Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik saat diskusi virtual, Jumat (5/ 8/2022).





Namun, kata Taufan, Bripka R juga tidak melihat peristiwa tersebut dan hanya mendengar teriakan Istri Irjen Pol Ferdy Sambo sehingga, hanya Bharada E yang dapat menjelaskan soal kejadian baku tembak tersebut.



"Tolong Richard (Bharada E) tolong Ricky, karena ada Ricky satu lagi itu, kemudian Richard ini turun ke bawah dia ketemu dengan Yosua (Brigadir J)," sebutnya.

Karena tidak ada saksi mata lain, Taufan mengatakan bahwa ada kejanggalan pada kronologi yang menyebut kalau Brigadir J awalnya yang melakukan penodongan senjata kepada Bharada E sebagaimana keterangan polisi.

"Jadi keterangan selama ini bahwa Yosua sedang menodongkan senjata. Dalam keterangan mereka ini engga ada peristiwa itu. Makanya banyak sekali yang tidak klop antara keterangan yang disampaikan di awal dengan yang sesudah kami telusuri," ucapnya.

Termasuk, kata Taufan, keterangan awal terkait Irjen Ferdy Sambo yang melakukan tes PCR di luar saat kejadian berlangsung. Taufan menjelaskan, hal tersebut tidak sesuai, karena Ferdy Sambo nyatanya sudah sampai di Jakarta, satu hari sebelum rombongan istrinya tiba dari Magelang.

"Termasuk dulu kita baca berita ketika peristiwa terjadi Pak Sambo sedang PCR di luar kan ternyata engga benar begitu. Pak Sambo sudah datang duluan satu hari sebelumnya. Jadi cerita ini di awal dengan kemudian berkembang atau sebelum ditelusuri itu banyak yang gak klop. Sehingga sebagai penyelidik kami bertanya-tanya ada apa ini begitu. Tentu saja kami tidak mau menuduh sembarangan tapi kami menduga, ada yang tidak logis begitu," sambungnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More