Jokowi: Jangan Terjadi Lagi Jenazah Positif Covid-19 Direbut Keluarga
Senin, 29 Juni 2020 - 11:51 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar komunikasi kepada masyarakat terkait penanganan Covid-19 dilakukan dengan lebih baik. Dia meminta melibatkan pihak-pihak lain yang mumpuni agar tidak masyarakat bisa memahami langkah penanganan Covid-19.
"Kemudian pelibatan tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, budayawan, sosiolog, antropolog dalam komunikasi publik harus secara besar-besaran harus kita libatkan," katanya saat membuka rapat terbatas, Senin (29/6/2020).
Dengan komunikasi yang baik, lanjut Jokowi, fenomena seperti membawa jenazah Covid-19 kabur dari rumah sakit tidak perlu terjadi lagi.
"Jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas Covid oleh keluarga. Itu saya kira sebuah hal yang harus kita jaga tidak terjadi lagi setelah ini," ujarnya. (Baca juga: Jenazah PDP COVID-19 Dibawa Pulang Paksa Keluarga dari RSKD Dadi ).
Jokowi juga menyoroti penolakan tes Covid-19 oleh beberapa kalangan masyarakat. Menurutnya, penolakan tes yang terjadi di masyarakat karena kurangnya sosialisasi.
"Kemudian pemeriksaan PCR maupun rapid test yang ditolak oleh masyarakat. Ini karena apa? Mungkin datang-datang pakai PCR, datang-datang rapid test. Belum ada penjelasan terlebih dahulu, sosialisasi dulu ke masyarakat yang akan didatangi. Sehingga yang terjadi adalah penolakan," pungkasnya.
"Kemudian pelibatan tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, budayawan, sosiolog, antropolog dalam komunikasi publik harus secara besar-besaran harus kita libatkan," katanya saat membuka rapat terbatas, Senin (29/6/2020).
Dengan komunikasi yang baik, lanjut Jokowi, fenomena seperti membawa jenazah Covid-19 kabur dari rumah sakit tidak perlu terjadi lagi.
"Jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas Covid oleh keluarga. Itu saya kira sebuah hal yang harus kita jaga tidak terjadi lagi setelah ini," ujarnya. (Baca juga: Jenazah PDP COVID-19 Dibawa Pulang Paksa Keluarga dari RSKD Dadi ).
Jokowi juga menyoroti penolakan tes Covid-19 oleh beberapa kalangan masyarakat. Menurutnya, penolakan tes yang terjadi di masyarakat karena kurangnya sosialisasi.
"Kemudian pemeriksaan PCR maupun rapid test yang ditolak oleh masyarakat. Ini karena apa? Mungkin datang-datang pakai PCR, datang-datang rapid test. Belum ada penjelasan terlebih dahulu, sosialisasi dulu ke masyarakat yang akan didatangi. Sehingga yang terjadi adalah penolakan," pungkasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(zik)
tulis komentar anda