Konferensi Jurnalisme Data dan Komputasi Sukses Digelar
Rabu, 03 Agustus 2022 - 16:58 WIB
"Saya pikir hanya ruang redaksi besar dan ruang redaksi dengan sumber daya yang cukup yang menggunakan teknologi artificial intelligence. Tapi ada banyak ruang redaksi juga yang sudah menggunakan AI tanpa menyadarinya. Misalnya saat mereka menggunakan piranti penerjemahan, alat otomatisasi pada umumnya. Menurut saya yang penting bagi ruang redaksi adalah adanya jurnalis yang menyadari pentingnya kemampuan menjalankan AI untuk memenuhi kebutuhan ruang redaksi itu sendiri. Ini akan menjadi kunci untuk sebuah ruang redaksi kecil mendapatkan manfaat besar dari apa yang terjadi (terkait AI) di luar sana," ujar Uli Köppen.
Hadir pula Keng Kuek Ser (Pulitzer Center) yang berdiskusi tentang pentingnya komunitas jurnalisme data, Helena Bengtsson (Data Editor di Gota Media– tergabung dalam International Consortium of Investigative Journalist), hingga Jonathan Soma (Faculty; Director di The LEDE Program, Columbia University) yang berbicara tentang penggunaan machine learning di ruang redaksi, dan masih banyak pembicara ternama lainnya yang hadir.
"Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti konferensi internasional ini. Dan saya mendapat pengalaman luar biasa dari para pembicara. Secara khusus, saya mendapat pengetahuan baru tentang data dan proses pencarian data," ujar Fina Nabila, jurnalis yang menjadi peserta DCJ-CI 2022.
Sebelum resmi ditutup, konferensi menghadirkan Agoeng Wijaya (Managing Editor Tempo), Sofia Parades Montiel (Fact-checking Producer Reuters), dan Inga Ting (Data Journalist di ABC News). Para panelis berdiskusi tentang masa depan jurnalisme data dan komputasi, setidaknya untuk lima tahun ke depan. Setelah konferensi resmi ditutup, para peserta yang terdiri dari jurnalis, dosen, mahasiswa, juga para tamu undangan dan panelis memanfaatkankesempatan yang baik ini untuk saling membangun jaringan dan membahas potensi untuk berkolaborasi di masa mendatang sebagai sesama penggiat data and computational journalism.
Lihat Juga: Kedubes Amerika Buka Pertukaran Mahasiswa Global 2025, Ini Persyaratan dan Cara Daftarnya
Hadir pula Keng Kuek Ser (Pulitzer Center) yang berdiskusi tentang pentingnya komunitas jurnalisme data, Helena Bengtsson (Data Editor di Gota Media– tergabung dalam International Consortium of Investigative Journalist), hingga Jonathan Soma (Faculty; Director di The LEDE Program, Columbia University) yang berbicara tentang penggunaan machine learning di ruang redaksi, dan masih banyak pembicara ternama lainnya yang hadir.
"Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti konferensi internasional ini. Dan saya mendapat pengalaman luar biasa dari para pembicara. Secara khusus, saya mendapat pengetahuan baru tentang data dan proses pencarian data," ujar Fina Nabila, jurnalis yang menjadi peserta DCJ-CI 2022.
Sebelum resmi ditutup, konferensi menghadirkan Agoeng Wijaya (Managing Editor Tempo), Sofia Parades Montiel (Fact-checking Producer Reuters), dan Inga Ting (Data Journalist di ABC News). Para panelis berdiskusi tentang masa depan jurnalisme data dan komputasi, setidaknya untuk lima tahun ke depan. Setelah konferensi resmi ditutup, para peserta yang terdiri dari jurnalis, dosen, mahasiswa, juga para tamu undangan dan panelis memanfaatkankesempatan yang baik ini untuk saling membangun jaringan dan membahas potensi untuk berkolaborasi di masa mendatang sebagai sesama penggiat data and computational journalism.
Lihat Juga: Kedubes Amerika Buka Pertukaran Mahasiswa Global 2025, Ini Persyaratan dan Cara Daftarnya
(abd)
tulis komentar anda