Bertemu Presiden Yoon Suk-yeol, Jokowi: Indonesia-Korsel Mitra Strategi Khusus
Kamis, 28 Juli 2022 - 19:05 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Kamis, 28 Juli 2022 sore. Presiden Jokowi tiba dan disambut langsung oleh Presiden Yoon.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan Korea Selatan merupakan salah satu Mitra penting Indonesia di Asia Timur. "Indonesia dan Korea Selatan adalah Mitra strategis khusus dan tahun depan kita juga akan memperingati 50 tahun persahabatan kedua negara kita," kata Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/7/2022).
Jokowi yakin di bawah kepemimpinan Presiden Yoon kemitraan Indonesia dengan Korsel akan semakin kokoh ke depan terutama kemitraan di bidang ekonomi. "Kita menyambut baik peran perdagangan bilateral yang terus meningkat dan kita sepakat untuk terus membuka akses pasar, mengatasi hambatan-hambatan perdagangan dan mempromosikan produk-produk unggulan kedua negara," jelasnya.
Jokowi mengatakan implementasi konkrit dari Indonesia Korea economic partnership agreement juga mendorong pemenuhan berbagai target. "Investasi Korea Selatan di Indonesia juga mengalami pertumbuhan pesat dan prospek yang baik, khususnya di beberapa bidang termasuk industri baja Petrokimia baterai kendaraan listrik industri kabel listrik dan Telekomunikasi serta garmen dan energi terbarukan," katanya.
Sementara itu dalam sambutan pengantarnya saat pertemuan bilateral, Presiden Yoon mengatakan kunjungan Presiden Jokowi menunjukkan pentingnya hubungan Korea Selatan dengan Indonesia sejak hubungan diplomatik kedua negara 1973.
"Kunjungan Bapak Presiden menunjukkan pentingnya hubungan Korea dengan Indonesia. Sejak hubungan diplomatik kedua negara pada 1973 atau 50 tahun terakhir ini banyak kemajuan ekonomi, perdagangan, budaya, people to people contact, diplomasi dan pertahanan," ucap Presiden Yoon.
Setelah pertemuan bilateral selesai, Presiden Jokowi dan Presiden Yoon kemudian menuju ruangan terpisah untuk menyaksikan penandatanganan kerja sama. Ada pun kerja sama yang ditandatangani yaitu:
1. Nota kerja sama antara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi Republik Korea untuk Meningkatkan Investasi Hijau Berkelanjutan.
2. Protokol perubahan memorandum saling pengertian antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Republik Korea tentang Kerja Sama Teknis Pemindahan dan Pembangunan Ibu Kota Negara.
3. Memorandum saling pengertian antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea tentang Kerja Sama Maritim.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan Korea Selatan merupakan salah satu Mitra penting Indonesia di Asia Timur. "Indonesia dan Korea Selatan adalah Mitra strategis khusus dan tahun depan kita juga akan memperingati 50 tahun persahabatan kedua negara kita," kata Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/7/2022).
Jokowi yakin di bawah kepemimpinan Presiden Yoon kemitraan Indonesia dengan Korsel akan semakin kokoh ke depan terutama kemitraan di bidang ekonomi. "Kita menyambut baik peran perdagangan bilateral yang terus meningkat dan kita sepakat untuk terus membuka akses pasar, mengatasi hambatan-hambatan perdagangan dan mempromosikan produk-produk unggulan kedua negara," jelasnya.
Jokowi mengatakan implementasi konkrit dari Indonesia Korea economic partnership agreement juga mendorong pemenuhan berbagai target. "Investasi Korea Selatan di Indonesia juga mengalami pertumbuhan pesat dan prospek yang baik, khususnya di beberapa bidang termasuk industri baja Petrokimia baterai kendaraan listrik industri kabel listrik dan Telekomunikasi serta garmen dan energi terbarukan," katanya.
Sementara itu dalam sambutan pengantarnya saat pertemuan bilateral, Presiden Yoon mengatakan kunjungan Presiden Jokowi menunjukkan pentingnya hubungan Korea Selatan dengan Indonesia sejak hubungan diplomatik kedua negara 1973.
"Kunjungan Bapak Presiden menunjukkan pentingnya hubungan Korea dengan Indonesia. Sejak hubungan diplomatik kedua negara pada 1973 atau 50 tahun terakhir ini banyak kemajuan ekonomi, perdagangan, budaya, people to people contact, diplomasi dan pertahanan," ucap Presiden Yoon.
Setelah pertemuan bilateral selesai, Presiden Jokowi dan Presiden Yoon kemudian menuju ruangan terpisah untuk menyaksikan penandatanganan kerja sama. Ada pun kerja sama yang ditandatangani yaitu:
1. Nota kerja sama antara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi Republik Korea untuk Meningkatkan Investasi Hijau Berkelanjutan.
2. Protokol perubahan memorandum saling pengertian antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Republik Korea tentang Kerja Sama Teknis Pemindahan dan Pembangunan Ibu Kota Negara.
3. Memorandum saling pengertian antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea tentang Kerja Sama Maritim.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
(cip)
tulis komentar anda