Yasonna Akan Perjuangkan Aspirasi Forum Dokter Susah Praktik
Kamis, 28 Juli 2022 - 06:41 WIB
Dokter senior yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat IDI tahun 2012-2015 itu mengatakan, monopoli bisa terjadi ketika syarat untuk mendapatkan izin praktik dokter menjadi kewenangan IDI yang merupakan organisasi swasta. “Ini kan ada monopoli, karena untuk mengadakan praktik harus ada rekomendasi IDI, jadi dokter Indonesia kalau mau praktik harus jadi anggota IDI, itu enggak ada ketentuanya di mana pun di dunia,” ujarnya.
Yasonna pun menyatakan akan memperjuangkan aspirasi tersebut dalam revisi UU tentang Praktik Kedokteran setelah mendengar keluhan dari Forum Dokter Susah Praktik itu. Pentingnya revisi UU tentang Kedokteran untuk penguatan sistem kedokteran agar lebih baik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Dalam beberapa kesempatan, Yasonna mengaku kerap menerima informasi akan banyaknya putra-putri Indonesia yang selesai menempuh studi kedokteran di luar negeri tapi sulit praktik di Indonesia. Karena sulitnya mendapat izin praktik di Indonesia, akhirnya mereka menjadi dokter di luar negeri, termasuk di Malaysia dan Singapura.
“Ini sangat memprihatinkan ya, di saat kita kekurangan dokter, tapi putra-putri Indonesia lulusan luar negeri sulit mendapat izin praktik di Indonesia. Padahal ada dokter spesialis, dan dokter subspesialis,” kata Yasonna.
Lebih lanjut Yasonna menuturkan, pemerintah mencatat Indonesia kehilangan devisa triliunan rupiah karena terdapat dua juta masyarakat yang berobat ke luar negeri setiap tahun. “Uang triliunan rupiah dihabiskan orang Indonesia untuk berangkat berobat ke Penang, Malaka, Singapura, dan lainnya. Di sana ada dokter-dokter orang Indonesia juga,” pungkasnya.
Yasonna pun menyatakan akan memperjuangkan aspirasi tersebut dalam revisi UU tentang Praktik Kedokteran setelah mendengar keluhan dari Forum Dokter Susah Praktik itu. Pentingnya revisi UU tentang Kedokteran untuk penguatan sistem kedokteran agar lebih baik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Dalam beberapa kesempatan, Yasonna mengaku kerap menerima informasi akan banyaknya putra-putri Indonesia yang selesai menempuh studi kedokteran di luar negeri tapi sulit praktik di Indonesia. Karena sulitnya mendapat izin praktik di Indonesia, akhirnya mereka menjadi dokter di luar negeri, termasuk di Malaysia dan Singapura.
“Ini sangat memprihatinkan ya, di saat kita kekurangan dokter, tapi putra-putri Indonesia lulusan luar negeri sulit mendapat izin praktik di Indonesia. Padahal ada dokter spesialis, dan dokter subspesialis,” kata Yasonna.
Lebih lanjut Yasonna menuturkan, pemerintah mencatat Indonesia kehilangan devisa triliunan rupiah karena terdapat dua juta masyarakat yang berobat ke luar negeri setiap tahun. “Uang triliunan rupiah dihabiskan orang Indonesia untuk berangkat berobat ke Penang, Malaka, Singapura, dan lainnya. Di sana ada dokter-dokter orang Indonesia juga,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda