Prabowo Diprediksi Lawan Megawati di 2024, Arief Poyuono: Ngawur
Minggu, 28 Juni 2020 - 10:06 WIB
JAKARTA - Prediksi Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun bahwa Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bakal berhadapan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dinilai ngawur. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono tidak sependapat dengan prediksi Refly Harun tersebut.
"Ah prediksi Refly Harun sepertinya mulai ngawur ya tentang Pilpres 2024. Saya tahu betul Ibu Mega bukan seorang yang ambisius kok. Terbukti 2014 dikasih jalan Jokowi untuk maju," ujar Arief Poyuono kepada SINDOnews, Minggu (28/6/2020).
(Baca: Jangan-Jangan Pilpres 2024 Megawati vs Prabowo)
Dirinya pun yakin, Megawati Soekarnoputri bakal mendorong kader muda PDIP untuk maju di Pilpres 2024. Apalagi, lanjut dia, PDIP punya banyak stok kader muda yang pas untuk dicalonkan sebagai Capres.
"Seperti Mba Puan Maharani yang sudah berpengalaman di DPR dan pemerintahan, Ganjar Pranowo dan lain-lain," ungkapnya.
Namun, dia tidak membantah bahwa Partai Gerindra bakal kembali mendorong Prabowo Subianto nyapres. "Kalau kita sudah final kita mengusung dan meminta Prabowo Subianto untuk kembali maju sebagai Capres 2024, apapun Prabowo merupakan tokoh yang sangat punya kemampuan membawa Indonesia lebih maju dari sekarang," ujar dia.
(Baca: Prabowo-Erick Thohir Kombinasi Bagus, tapi Belum Tentu Diterima Publik)
Prediksi pertarungan Megawati versus Prabowo sebelumnya diungkapkan Refly Harun saat mewawancarai Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif. Dalam wawancara yang ditayangkan di akun YouTube Refly Harun tersebut, sejumlah isu aktual dibahas, termasuk soal pernyataan Slamet agar Prabowo Subianto tidak maju lagi dalam Pilpres 2024 untuk memberi kesempatan generasi muda.
"Bukan saya menghalangi, kalau beliau mau maju lagi ya silakan saja," ujar Slamet.
Mendengar jawaban itu Refly menyebut bahwa ambisi politik tidak terbatas dengan mencontohkan Mahathir Mohamad yang masih mencalonkan diri dan terpilih sebagai perdana menteri Malaysia di usia 90-an tahun. "Apalagi usia 70 tahun, enteng itu. Jangan-jangan nanti tahun 2024 Megawati vs Prabowo, jangan-jangan," ujar Refly sambil tertawa.
Menurut Refly, hal itu bisa terjadi jika presidential threshold dipertahankan 20 persen seperti saat ini, kemudian Gerindra keluar kabinet lalu bergabung dengan parpol yang ada di luar seperti PKS, PAN, dan Demokrat. "Yang di sana nanti tiba-tiba berpikir,'Wah Bu Mega masih bisa nyalon ini', bisa jadi Megawati berhadapan dengan Prabowo, (di atas) 70 tahun semua itu," katanya sambil tertawa.
"Ah prediksi Refly Harun sepertinya mulai ngawur ya tentang Pilpres 2024. Saya tahu betul Ibu Mega bukan seorang yang ambisius kok. Terbukti 2014 dikasih jalan Jokowi untuk maju," ujar Arief Poyuono kepada SINDOnews, Minggu (28/6/2020).
(Baca: Jangan-Jangan Pilpres 2024 Megawati vs Prabowo)
Dirinya pun yakin, Megawati Soekarnoputri bakal mendorong kader muda PDIP untuk maju di Pilpres 2024. Apalagi, lanjut dia, PDIP punya banyak stok kader muda yang pas untuk dicalonkan sebagai Capres.
"Seperti Mba Puan Maharani yang sudah berpengalaman di DPR dan pemerintahan, Ganjar Pranowo dan lain-lain," ungkapnya.
Namun, dia tidak membantah bahwa Partai Gerindra bakal kembali mendorong Prabowo Subianto nyapres. "Kalau kita sudah final kita mengusung dan meminta Prabowo Subianto untuk kembali maju sebagai Capres 2024, apapun Prabowo merupakan tokoh yang sangat punya kemampuan membawa Indonesia lebih maju dari sekarang," ujar dia.
(Baca: Prabowo-Erick Thohir Kombinasi Bagus, tapi Belum Tentu Diterima Publik)
Prediksi pertarungan Megawati versus Prabowo sebelumnya diungkapkan Refly Harun saat mewawancarai Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif. Dalam wawancara yang ditayangkan di akun YouTube Refly Harun tersebut, sejumlah isu aktual dibahas, termasuk soal pernyataan Slamet agar Prabowo Subianto tidak maju lagi dalam Pilpres 2024 untuk memberi kesempatan generasi muda.
"Bukan saya menghalangi, kalau beliau mau maju lagi ya silakan saja," ujar Slamet.
Mendengar jawaban itu Refly menyebut bahwa ambisi politik tidak terbatas dengan mencontohkan Mahathir Mohamad yang masih mencalonkan diri dan terpilih sebagai perdana menteri Malaysia di usia 90-an tahun. "Apalagi usia 70 tahun, enteng itu. Jangan-jangan nanti tahun 2024 Megawati vs Prabowo, jangan-jangan," ujar Refly sambil tertawa.
Menurut Refly, hal itu bisa terjadi jika presidential threshold dipertahankan 20 persen seperti saat ini, kemudian Gerindra keluar kabinet lalu bergabung dengan parpol yang ada di luar seperti PKS, PAN, dan Demokrat. "Yang di sana nanti tiba-tiba berpikir,'Wah Bu Mega masih bisa nyalon ini', bisa jadi Megawati berhadapan dengan Prabowo, (di atas) 70 tahun semua itu," katanya sambil tertawa.
(muh)
tulis komentar anda