Dokter Reisa Ungkap Penyebab Kasus Covid-19 Naik Pesat
Jum'at, 15 Juli 2022 - 11:51 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 , Reisa Broto Asmoro mengungkapkan, lonjakan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir disebabkan penyebaran varian baru virus corona, yakni BA4 dan BA5. Pada Kamis (14/7/2022) kemarin, kasus positif Covid-19 bertambah 3.584 atau total menjadi 6.123.753.
"Seperti yang telah diprediksi, akibat ada varian baru BA4 dan BA 5 Covid-19 telah terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19 selama beberapa waktu terakhir," kata Reisa dalam keterangan pers perkembangan situasi Covid-19 terkini secara daring melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (15/7/2022).
Menurutnya, pada Kamis (14/7/2022) kemarin, ada penambahan 3.584 kasus positif. Kemudian 2.872 orang ditanyakan sembuh 9 orang meninggal dunia karena Covid-19. Jumlah kasus aktif Covid-19 nasional mencapai 24.490 kasus.
Baca juga: Update Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Jakarta Tembus 1.829 Kasus
"Bila kita menelaah data Kemenkes ada kenaikan jumlah kasus aktif dibandingkan pekan sebelumnya. Seperti yang disampaikan Menkes bulan lalu, kita harus mengantisipasi kenaikan Juli ini," kata Reisa.
Pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) sudah dilakukan. Sampai 12 Juli 2022, Omicron BA4 sebanyak 146 di DKI, 17 di Jawa Timur, 17 di Bali, 3 di Jawa Barat, dan 1 di Banten.
Untuk Omicron BA 5 ada 1.829 di DKI, 166 di Jawa Timur, 77 di Bali, 57 di Jawa Barat, 15 di Banten, 10 di Jawa Tengah, 5 di Kalimantan, 2 di Sulawesi Selatan, dan 1 di Sumatera Selatan.
"Sub varian baru yang menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara pada umumnya bergejala ringan, kebutuhan perawatan di RS jauh lebih rendah dibandingkan varian Covid sebelumnya," kata Reisa.
Baca juga: Kembali Naik, 26 WNA di Bali Positif COVID-19
Sampai 13 Juli 2022, tingkat keterisian RS adalah 3,22%. Meskipun masih rendah, tapi kata Reisa ada kenaikan dibandingkan bulan lalu. Pada 23 Juni 2022 lalu BOR tercatat 2,03%. Dapat disimpulkan ada kenaikan BOR 0,31% selama satu pekan terakhir.
Ia mengajak masyarakat lebih waspada dan berkaca terhadap fakta saat pandemi, di mana kenaikan kasus positif dan aktif terjadi sejak ada 2-4 Minggu ada varian baru. Pada gelombang sebelumnya kenaikan 20-35 hari sejak pasca hari raya, dan kasus puncak terjadi pada hari 43-65 setelah hari raya.
"Prediksi telah dilakukan Kemenkes, puncak kasus pada Minggu ketiga atau keempat Juli, dengan jumlah kasus 20.000 kasus aktif per hari. Kita tidak boleh lengah dan waspada, karena kita masih di masa rawan," kata Reisa Broto Asmoro.
"Seperti yang telah diprediksi, akibat ada varian baru BA4 dan BA 5 Covid-19 telah terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19 selama beberapa waktu terakhir," kata Reisa dalam keterangan pers perkembangan situasi Covid-19 terkini secara daring melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (15/7/2022).
Menurutnya, pada Kamis (14/7/2022) kemarin, ada penambahan 3.584 kasus positif. Kemudian 2.872 orang ditanyakan sembuh 9 orang meninggal dunia karena Covid-19. Jumlah kasus aktif Covid-19 nasional mencapai 24.490 kasus.
Baca juga: Update Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Jakarta Tembus 1.829 Kasus
"Bila kita menelaah data Kemenkes ada kenaikan jumlah kasus aktif dibandingkan pekan sebelumnya. Seperti yang disampaikan Menkes bulan lalu, kita harus mengantisipasi kenaikan Juli ini," kata Reisa.
Pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) sudah dilakukan. Sampai 12 Juli 2022, Omicron BA4 sebanyak 146 di DKI, 17 di Jawa Timur, 17 di Bali, 3 di Jawa Barat, dan 1 di Banten.
Untuk Omicron BA 5 ada 1.829 di DKI, 166 di Jawa Timur, 77 di Bali, 57 di Jawa Barat, 15 di Banten, 10 di Jawa Tengah, 5 di Kalimantan, 2 di Sulawesi Selatan, dan 1 di Sumatera Selatan.
"Sub varian baru yang menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara pada umumnya bergejala ringan, kebutuhan perawatan di RS jauh lebih rendah dibandingkan varian Covid sebelumnya," kata Reisa.
Baca juga: Kembali Naik, 26 WNA di Bali Positif COVID-19
Sampai 13 Juli 2022, tingkat keterisian RS adalah 3,22%. Meskipun masih rendah, tapi kata Reisa ada kenaikan dibandingkan bulan lalu. Pada 23 Juni 2022 lalu BOR tercatat 2,03%. Dapat disimpulkan ada kenaikan BOR 0,31% selama satu pekan terakhir.
Ia mengajak masyarakat lebih waspada dan berkaca terhadap fakta saat pandemi, di mana kenaikan kasus positif dan aktif terjadi sejak ada 2-4 Minggu ada varian baru. Pada gelombang sebelumnya kenaikan 20-35 hari sejak pasca hari raya, dan kasus puncak terjadi pada hari 43-65 setelah hari raya.
"Prediksi telah dilakukan Kemenkes, puncak kasus pada Minggu ketiga atau keempat Juli, dengan jumlah kasus 20.000 kasus aktif per hari. Kita tidak boleh lengah dan waspada, karena kita masih di masa rawan," kata Reisa Broto Asmoro.
(abd)
tulis komentar anda