Upaya Kubu Pro Jokowi Munculkan Tokoh Pesaing Anies
Jum'at, 26 Juni 2020 - 09:02 WIB
JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih lama, tapi nama-nama calonnya sudah muncul. Ada usaha melakukan branding diri untuk mendapatkan dukungan.
Nama-nama yang beredar sekarang didominasi kepala daerah seperti Anies Rasyid Baswedan , Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo , dan Khofifah Indar Parawansa. Di level nasional, ada nama Prabowo Subianto , Sandiaga Salahuddin Uno, dan Erick Thohir.
Pengamat politik Anang Sujoko mengatakan, munculnya nama-nama itu karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak bisa mencalonkan diri lagi pada 2024. Kedua, terkait dengan proses personal branding. "Jadi ada proses branding terhadap sosok tertentu harus segera dibangun. Disadari proses kehadiran Jokowi saat itu tidak dengan proses yang sebentar," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (26/6/2020).
Pagebluk Covid-19 bahkan semakin menguatkan munculnya calon presiden (capres). Hal ini, menurut Anang, tidak terlepas dari penilaian publik terhadap Jokowi yang dianggap lemah dalam menangani penyebaran Covid-19 .
Di sisi lain, ada nama-nama kepala daerah yang dinilai berhasil menangani pagebluk Covid-19, seperti Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta itu kerap dibanding-dibandingkan dengan Jokowi.
Dosen Universitas Brawijaya itu menuturkan, saat ini ada usaha memunculkan tokoh tandingan dari kubu pro-Jokowi. Tokoh yang sedang dielus-elus untuk menandingi Anies adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang tidak lain kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Itu yang menyebabkan kekhawatiran Anies Baswedan menjadi calon yang sangat kuat. Perlu munculkan (calon) dari kubu yang lain," terangnya. ( ).
Pertarungan menuju 2024 tentunya membutuhkan napas yang kuat dan panjang. Anang menjelaskan para calon itu harus tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Ini akan berdampak pada elektabilitas dan macam-macam. Jadi jangan sakiti masyarakat dengan janji-janji," ucapnya.
Tiket untuk maju dalam pilpres di Indonesia hanya bisa melalui partai politik. Untuk itu, yang akan menentukan pilihan parpol terhadap sosok-sosok tertentu adalah elektabilitas. "Parpol kalau fair harus mempunyai pemimpin yang moralitasnya tinggi. Bukan popularitas semata. Elektabilitas harus dibangun dengan benar," pungkas Anang.
Nama-nama yang beredar sekarang didominasi kepala daerah seperti Anies Rasyid Baswedan , Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo , dan Khofifah Indar Parawansa. Di level nasional, ada nama Prabowo Subianto , Sandiaga Salahuddin Uno, dan Erick Thohir.
Pengamat politik Anang Sujoko mengatakan, munculnya nama-nama itu karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak bisa mencalonkan diri lagi pada 2024. Kedua, terkait dengan proses personal branding. "Jadi ada proses branding terhadap sosok tertentu harus segera dibangun. Disadari proses kehadiran Jokowi saat itu tidak dengan proses yang sebentar," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (26/6/2020).
Pagebluk Covid-19 bahkan semakin menguatkan munculnya calon presiden (capres). Hal ini, menurut Anang, tidak terlepas dari penilaian publik terhadap Jokowi yang dianggap lemah dalam menangani penyebaran Covid-19 .
Di sisi lain, ada nama-nama kepala daerah yang dinilai berhasil menangani pagebluk Covid-19, seperti Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta itu kerap dibanding-dibandingkan dengan Jokowi.
Dosen Universitas Brawijaya itu menuturkan, saat ini ada usaha memunculkan tokoh tandingan dari kubu pro-Jokowi. Tokoh yang sedang dielus-elus untuk menandingi Anies adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang tidak lain kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Itu yang menyebabkan kekhawatiran Anies Baswedan menjadi calon yang sangat kuat. Perlu munculkan (calon) dari kubu yang lain," terangnya. ( ).
Pertarungan menuju 2024 tentunya membutuhkan napas yang kuat dan panjang. Anang menjelaskan para calon itu harus tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Ini akan berdampak pada elektabilitas dan macam-macam. Jadi jangan sakiti masyarakat dengan janji-janji," ucapnya.
Tiket untuk maju dalam pilpres di Indonesia hanya bisa melalui partai politik. Untuk itu, yang akan menentukan pilihan parpol terhadap sosok-sosok tertentu adalah elektabilitas. "Parpol kalau fair harus mempunyai pemimpin yang moralitasnya tinggi. Bukan popularitas semata. Elektabilitas harus dibangun dengan benar," pungkas Anang.
(zik)
tulis komentar anda