Sekjen PDIP: Ilmu Pertahanan Berkaitan dengan Mati Hidupnya Suatu Bangsa
Rabu, 06 Juli 2022 - 17:08 WIB
Secara praktis, Teguh juga merumuskan beberapa rekomendasi yang dapat diimplementasikan untuk membentuk kolaborasl stakeholder pengembangan teknologi pertahanan di Indonesia yang lebih efektif dan efisien. Di antaranya adalah agar Kementerian Pertahanan menggunakan hasil penelitiannya untuk digunakan sebagai acuan dalam penyusunan skema kolaborasi yang melibatkan stakeholder dari berbagai latar belakang keahlian.
“Perlu disesuaikan dengan daftar kebutuhan kompetensi dalam melaksanakan kolaborasi pengembangan teknologi pertahanan,” kata Teguh.
Dia juga merekomendasikan sejumlah poin kepada Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), bagi industri pertahanan Indonesia, bank/lembaga keuangan, hingga DPR RI.
Promotor disertasi tersebut adalah Laksda TNI (Purn) Dr Ir Siswo Hadi Sumantri, dengan Co-Promotor 1 adalah Laksda TNI Dr Ir Suhirwan, serta Co-Promotor 2 Dr Ir Jupriyanto.
Sementara di jajaran penguji, yang bertindak sebagai Penguji Internal 1 adalah Mayjen TNI Dr Joni Widjayanto; yang kedua Brigjen TNI Dr Resmanto Widodo P; yang ketiga adalah Kolonel Laut (T) Dr Ir Aris Sarjito. Sementara Penguji Eksternal adalah Prof Dr S Pantja Djati; Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi; dan Prof Ir Sjarief W.
Hasto Kristiyanto yang beberapa waktu lalu meraih gelar doktor dari Unhan, tampak hadir menyaksikan sidang promosi tersebut. Hasto menjadi peraih gelar doktor ke-19 di Unhan. Sementara Teguh menjadi peraih gelar doktor ke-20. Mereka tergabung dalam mahasiswa S3 cohort 3 Universitas Pertahanan RI.
Hasto mengatakan dirinya menyempatkan diri untuk hadir karena baginya ilmu pertahanan berkaitan dengan mati hidupnya suatu bangsa.
“Kepemimpinan Indonesia bagi dunia memerlukan keunggulan kekuatan pertahanan negara, bukan hanya aspek militer semata, namun bagaimana penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan industri pertahanan, dan membangun kekuatan pertahanan atas cara pandang geopolitik dapat dilakukan dengan menjadikan aspek demografi, teritorial, politik, militer, sumber daya alam, koeksistensi damai dan penguasaan sains dan teknologi untuk didayagunakan sebagai instrument of national power bagi kepentingan nasional Indonesia,” papar Hasto usai sidang promosi.
Lihat Juga: Hasto Kristiyanto: Sitti Rohmi Djalilah Penerus Perjuangan Maulana Syekh Zainuddin Abdul Madjid
“Perlu disesuaikan dengan daftar kebutuhan kompetensi dalam melaksanakan kolaborasi pengembangan teknologi pertahanan,” kata Teguh.
Dia juga merekomendasikan sejumlah poin kepada Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), bagi industri pertahanan Indonesia, bank/lembaga keuangan, hingga DPR RI.
Promotor disertasi tersebut adalah Laksda TNI (Purn) Dr Ir Siswo Hadi Sumantri, dengan Co-Promotor 1 adalah Laksda TNI Dr Ir Suhirwan, serta Co-Promotor 2 Dr Ir Jupriyanto.
Sementara di jajaran penguji, yang bertindak sebagai Penguji Internal 1 adalah Mayjen TNI Dr Joni Widjayanto; yang kedua Brigjen TNI Dr Resmanto Widodo P; yang ketiga adalah Kolonel Laut (T) Dr Ir Aris Sarjito. Sementara Penguji Eksternal adalah Prof Dr S Pantja Djati; Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi; dan Prof Ir Sjarief W.
Hasto Kristiyanto yang beberapa waktu lalu meraih gelar doktor dari Unhan, tampak hadir menyaksikan sidang promosi tersebut. Hasto menjadi peraih gelar doktor ke-19 di Unhan. Sementara Teguh menjadi peraih gelar doktor ke-20. Mereka tergabung dalam mahasiswa S3 cohort 3 Universitas Pertahanan RI.
Hasto mengatakan dirinya menyempatkan diri untuk hadir karena baginya ilmu pertahanan berkaitan dengan mati hidupnya suatu bangsa.
Baca Juga
“Kepemimpinan Indonesia bagi dunia memerlukan keunggulan kekuatan pertahanan negara, bukan hanya aspek militer semata, namun bagaimana penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan industri pertahanan, dan membangun kekuatan pertahanan atas cara pandang geopolitik dapat dilakukan dengan menjadikan aspek demografi, teritorial, politik, militer, sumber daya alam, koeksistensi damai dan penguasaan sains dan teknologi untuk didayagunakan sebagai instrument of national power bagi kepentingan nasional Indonesia,” papar Hasto usai sidang promosi.
Lihat Juga: Hasto Kristiyanto: Sitti Rohmi Djalilah Penerus Perjuangan Maulana Syekh Zainuddin Abdul Madjid
(kri)
tulis komentar anda