Soal Ibu Kota Negara, Jokowi: Ini Sebuah Gagasan Lama yang Belum Dieksekusi
Kamis, 23 Juni 2022 - 07:29 WIB
JAKARTA - Pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan gagasan lama yang belum dieksekusi. Hal ini dikatakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Kongres ke-32 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), di Samarinda, Rabu 22 Juni 2022.
"Ini adalah sebuah mimpi lama, gagasan lama yang belum dieksekusi, dan sekarang telah kita eksekusi dan ada back up undang-undangnya yaitu Undang-Undang Ibu Kota Negara," kata Jokowi di Samarinda, Kalimatan Timur.
"Kalau ada yang masih meragukan (Pembangunan IKN) jadi pindah atau tidak? Loh, sudah ada undang-undangnya. Ada yang bertanya lagi, ini 2024 mau dilanjutkan atau tidak? Loh, sudah ada undang-undangnya, didukung 93% di DPR, di Parlemen, kurang apalagi?" ujar Jokowi.
Hal tersebut kemudian dijabarkan Jokowi berkaitan dengan beban pulau Jawa yang terlalu berat, seperti 56% populasi berada di Pulau Jawa.
"Dan gagasan itu selalu muncul di setiap kepemimpinan presiden. Karena apa? Memang logikanya, hitung-hitungannya memang harus pindah," tegas Jokowi.
Diketahui, PMKRI selenggarakan Kongres ke-32 dan MPA ke-31 yang dihadiri dan dibuka langsung Presiden Jokowi di Samarinda, Kalimantan Timur.
Kongres PMKRI kali ini mengangkat tema Mempertegas arah pembangunan nasional yang berkeadilan pasca penetapan Ibu Kota Nusantara sebagai bentuk komitmen PMKRI mengawal cita-cita besar negara.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Pusat PMKRI Benediktus Papa dalam sambutannya di Convention Hall, Kota Samarinda.
"Ini adalah komitmen kami dalam mengawal cita besar bapak presiden hari ini yang berani melakukan pembaharuan yang cukup signifikan untuk masa depan Republik Indonesia," ucap Benediktus Papa.
Termasuk pemilihan tempat di Samarinda disampaikan Benediktus sebagai upaya kader-kader PMKRI untuk mengambil langkah awal mengawal dan berkontribusi dalam pembangunan ibu kota negara.
Selain dihadiri Presiden Jokowi, pembukaan Kongres ini juga dihadiri Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Walikota Samarinda Andi Harun, serta Keuskupan Agung Samarinda Yustinus Harjosusanto.
Kongres juga dihadiri Sejumlah senior-senior PMKRI, Kelompok Cipayung, Ormas Katolik, BEM se-Samarinda, 500-an lebih delegasi resmi PMKRI serta undangan dari seluruh Indonesia dengan jumlah seluruh undangan lebih dari 1.000 orang.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
"Ini adalah sebuah mimpi lama, gagasan lama yang belum dieksekusi, dan sekarang telah kita eksekusi dan ada back up undang-undangnya yaitu Undang-Undang Ibu Kota Negara," kata Jokowi di Samarinda, Kalimatan Timur.
"Kalau ada yang masih meragukan (Pembangunan IKN) jadi pindah atau tidak? Loh, sudah ada undang-undangnya. Ada yang bertanya lagi, ini 2024 mau dilanjutkan atau tidak? Loh, sudah ada undang-undangnya, didukung 93% di DPR, di Parlemen, kurang apalagi?" ujar Jokowi.
Hal tersebut kemudian dijabarkan Jokowi berkaitan dengan beban pulau Jawa yang terlalu berat, seperti 56% populasi berada di Pulau Jawa.
"Dan gagasan itu selalu muncul di setiap kepemimpinan presiden. Karena apa? Memang logikanya, hitung-hitungannya memang harus pindah," tegas Jokowi.
Diketahui, PMKRI selenggarakan Kongres ke-32 dan MPA ke-31 yang dihadiri dan dibuka langsung Presiden Jokowi di Samarinda, Kalimantan Timur.
Kongres PMKRI kali ini mengangkat tema Mempertegas arah pembangunan nasional yang berkeadilan pasca penetapan Ibu Kota Nusantara sebagai bentuk komitmen PMKRI mengawal cita-cita besar negara.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Pusat PMKRI Benediktus Papa dalam sambutannya di Convention Hall, Kota Samarinda.
"Ini adalah komitmen kami dalam mengawal cita besar bapak presiden hari ini yang berani melakukan pembaharuan yang cukup signifikan untuk masa depan Republik Indonesia," ucap Benediktus Papa.
Termasuk pemilihan tempat di Samarinda disampaikan Benediktus sebagai upaya kader-kader PMKRI untuk mengambil langkah awal mengawal dan berkontribusi dalam pembangunan ibu kota negara.
Selain dihadiri Presiden Jokowi, pembukaan Kongres ini juga dihadiri Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Walikota Samarinda Andi Harun, serta Keuskupan Agung Samarinda Yustinus Harjosusanto.
Kongres juga dihadiri Sejumlah senior-senior PMKRI, Kelompok Cipayung, Ormas Katolik, BEM se-Samarinda, 500-an lebih delegasi resmi PMKRI serta undangan dari seluruh Indonesia dengan jumlah seluruh undangan lebih dari 1.000 orang.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
(maf)
tulis komentar anda