Ketua DPW Partai Perindo Papua Ungkap Kondisi Terkini di Bumi Cendrawasih
Selasa, 21 Juni 2022 - 20:19 WIB
JAKARTA - Ketua DPW Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) Papua, dr Raflus Doranggi atau Bung Raf menjelaskan kondisi dan corak demografis masyarakat Papua di masa kekinian. Hal ini dijabarkan Bung Raf saat diwawancarai Aisha Lahtiba, dalam Podcast Aksi Nyata di YouTube Perindo, Selasa (21/6/2022).
Baca juga: Elektabilitas Perindo Meningkat, Heri Budianto: Ini Motivasi bagi Kami
Penjelasan ini setelah ada pertanyaan dari Aisha Lahtiba yang menanyakan harga sebotol air mineral sekira Rp50 ribu per botolnya. Bung Raf menyampaikan kondisi harga barang-barangnya itu tidak semahal yang dibayangkan masyarakat di luar Papua.
Menurutnya, karena persebaran masyarakat di provinsi yang dijuluki Bumi Cendrawasih ini cukup luas, terkadang harga barang-barang itu relatif berbeda tergantung lokasi akses masyarakatnya.
"Kalau harga air mineral segitu (Rp50 ribu) itu di daerah Papua yang mana dulu. Soalnya masyarakat kita itu kan ada di daerah Pesisir dan Pedalaman, mungkin untuk Pedalaman ini seperti di Wamena yang barangnya harus diangkut oleh Pesawat, harganya tentu lebih mahal," ujar Bung Raf.
Kendati demikian, jelas Bung Raf, barang-barang yang diperjualbelikan di daerah Pesisir itu harganya normal seperti di kota-kota besar Papua. Ia pun mengakui meski sudah ada jalan tol, akses distribusi barang-barang tersebut tetap harus menumpang Pesawat bila hendak diantar ke Pedalaman.
"Nah terlebih apabila barang-barang pokok seperti ketersediaan obat dan bahan baku makanan ini yang menjadi masalah ketika hendak didistribusikan ke masyarakat pedalaman. Itulah kebijakan yang harus dijawab oleh pemerintah daerah dan kita harus perjuangkan secara prioritas," beber Bung Raf.
Bung Raf yang juga pernah menjadi dokter program penyakit HIV di Papua ini mengungkapkan corak pekerjaan mayoritas masyarakat Papua. Ia pun menuturkan kegiatan ekonomi asli di Papua berfokus pada kondisi alam Papua.
"Masyarakat asli Papua itu kebanyakan merupakan masyarakat Peramu, jadi mereka itu petani pekebun. Tetapi untuk pertanian persawahan itu mereka belum familiar, jadi biasanya untuk sawah itu dikerjakan oleh masyarakat Transmigran. Kebanyakan mereka yang di pedalaman itu bercocoktanam umbi-umbian dan sayur mayur," kata Bung Raf.
Terkait situasi masyarakat Papua, Bung Raf menyampaikan, di era dewasa ini mayoritas warga pedalaman sudah lancar berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, lanjut Bung Raf, kebanyakan warga asli Pedalaman sudah mengetahui situasi nasional yang berkembang saat ini.
"Kalau kita ke pedalaman itu sudah nyaman berbahasa Indonesia. Mereka sudah paham dan melek dengan dunia selain Papua di sana," ucap Bung Raf.
Diketahui, Podcast Aksi Nyata Partai Perindo tersebut bertemakan "Lentera Itu Papua". Tayangan dialog tersebut disiarkan melalui Instagram Partai Perindo, RCTI+, Okezone, Sindonews.com, iNews.id, YouTube, Facebook, Twitter dan Website Partai Perindo.
Baca juga: Elektabilitas Perindo Meningkat, Heri Budianto: Ini Motivasi bagi Kami
Penjelasan ini setelah ada pertanyaan dari Aisha Lahtiba yang menanyakan harga sebotol air mineral sekira Rp50 ribu per botolnya. Bung Raf menyampaikan kondisi harga barang-barangnya itu tidak semahal yang dibayangkan masyarakat di luar Papua.
Menurutnya, karena persebaran masyarakat di provinsi yang dijuluki Bumi Cendrawasih ini cukup luas, terkadang harga barang-barang itu relatif berbeda tergantung lokasi akses masyarakatnya.
"Kalau harga air mineral segitu (Rp50 ribu) itu di daerah Papua yang mana dulu. Soalnya masyarakat kita itu kan ada di daerah Pesisir dan Pedalaman, mungkin untuk Pedalaman ini seperti di Wamena yang barangnya harus diangkut oleh Pesawat, harganya tentu lebih mahal," ujar Bung Raf.
Kendati demikian, jelas Bung Raf, barang-barang yang diperjualbelikan di daerah Pesisir itu harganya normal seperti di kota-kota besar Papua. Ia pun mengakui meski sudah ada jalan tol, akses distribusi barang-barang tersebut tetap harus menumpang Pesawat bila hendak diantar ke Pedalaman.
"Nah terlebih apabila barang-barang pokok seperti ketersediaan obat dan bahan baku makanan ini yang menjadi masalah ketika hendak didistribusikan ke masyarakat pedalaman. Itulah kebijakan yang harus dijawab oleh pemerintah daerah dan kita harus perjuangkan secara prioritas," beber Bung Raf.
Bung Raf yang juga pernah menjadi dokter program penyakit HIV di Papua ini mengungkapkan corak pekerjaan mayoritas masyarakat Papua. Ia pun menuturkan kegiatan ekonomi asli di Papua berfokus pada kondisi alam Papua.
"Masyarakat asli Papua itu kebanyakan merupakan masyarakat Peramu, jadi mereka itu petani pekebun. Tetapi untuk pertanian persawahan itu mereka belum familiar, jadi biasanya untuk sawah itu dikerjakan oleh masyarakat Transmigran. Kebanyakan mereka yang di pedalaman itu bercocoktanam umbi-umbian dan sayur mayur," kata Bung Raf.
Terkait situasi masyarakat Papua, Bung Raf menyampaikan, di era dewasa ini mayoritas warga pedalaman sudah lancar berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, lanjut Bung Raf, kebanyakan warga asli Pedalaman sudah mengetahui situasi nasional yang berkembang saat ini.
"Kalau kita ke pedalaman itu sudah nyaman berbahasa Indonesia. Mereka sudah paham dan melek dengan dunia selain Papua di sana," ucap Bung Raf.
Diketahui, Podcast Aksi Nyata Partai Perindo tersebut bertemakan "Lentera Itu Papua". Tayangan dialog tersebut disiarkan melalui Instagram Partai Perindo, RCTI+, Okezone, Sindonews.com, iNews.id, YouTube, Facebook, Twitter dan Website Partai Perindo.
(maf)
tulis komentar anda