Kemenkumham Terima 385.980 Serangan Siber, Terbesar dari Amerika

Selasa, 14 Juni 2022 - 13:06 WIB
Kemenkumham meluncurkan aplikasi berupa tim tanggap insiden siber atau Computer Security Incident Response Team (KUMHAM-CSIRT). FOTO/MPI/ARIE DWI SATRIO
JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Kemenkumham ) mendapat serangan siber sebanyak 385.980 dalam kurun waktu enam bulan. Jika dirata-rata, maka ada sebanyak 2.150 serangan siber per hari yang diterima Kemenkumham.

Untuk mengantisipasi serangan siber berlanjut, Kemenkumham meluncurkan aplikasi berupa tim tanggap insiden siber atau Computer Security Incident Response Team (KUMHAM-CSIRT). Aplikasi itu resmi diluncurkan hari ini oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkumham Komjen Pol Andap Budi Revianto.

Tujuan pembentukan aplikasi KUMHAM-CSIRT untuk mencegah terjadinya serangan siber yang kian massif dan dilakukan oleh banyak pihak dengan motif beragam. Motif serangan siber, mulai dari sekadar coba-coba hingga motif ekonomi, politik, dan ideologi. Serangan juga dilakukan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.



"Kita harus siap dan tanggap menghadapi intoleransi, radikalisme, ancaman terorisme, serta menghadapi ancaman kejahatan lainnya seperti ekonomi, politik, ideologi, baik dari dalam negeri maupun luar neger dalam bentuk siber," kata Andap di Kantor Kemenkumham Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/6/2022).

"Tujuan dibangunnya KUMHAM-CSIRT adalah untuk menangkis segala bentuk ancaman dan tantangan serangan siber di lingkungan Kemenkumham secara khusus dan umumnya untuk melindungi masyarakat dari itikad yang dapat merusak persatuan, kesatuan, dan demokrasi," katanya.

Andap mengakui Kemenkumham hampir setiap hari menerima ribuan serangan siber. Menurut data dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemenkumham, serangan siber paling banyak menyasar website Kemenkumham, aplikasi persuratan internal, dan aplikasi kepegawaian.

Baca juga: Miris, Kualitas Keamanan Siber Indonesia Urutan 83 dari 160 Negara

Serangan siber itu antara lain berupa Malicious Session sebanyak 71%. Kemudian, Server Side Code Injection 21% dan Malicious Scan sejumlah 6%. Adapun, serangan siber terbesar berasal dari Amerika Serikat sebesar 71%. "Alhamdulillah, terhadap serangan-serangan tersebut, kita berhasil menangkalnya," kata Andap.

Sekadar informasi, CSIRT merupakan organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber. Beberapa fungsi dari CSIRT, di antaranya untuk memberikan layanan reaktif mulai dari koordinasi insiden, triase insiden, dan resolusi insiden.

Kemenkumham dipilih sebagai satu dari 25 kementerian atau lembaga yang dipercaya untuk membentuk CSIRT. Andap berharap CSIRT dapat dijadikan wujud perlindungan dan kedaulatan data, khususnya data-data Warga Negara Indonesia (WNI).

"Kedaulatan data harus diwujudkan, tidak boleh ada kompromi. Kebijakan tujuan utamanya adalah untuk melindungi kepentingan rakyat, serta melindungi kepentingan bangsa dan negara," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More