Koalisi PKB-PKS Disebut Layu Sebelum Berkembang, Rapuh karena 2 Hal Ini
Senin, 13 Juni 2022 - 09:22 WIB
JAKARTA -
PKB dan PKS telah bersepakat untuk menggagas koalisi menghadapi Pilpres 2024 . Tetapi sejumlah pengamat melihat rencana Koalisi Semut Merah tersebut secara pesimistis. Pembentukannya akan sulit dan andaikan terbentuk pun diyakini layu sebelum berkembang.
"Wacana koalisi Semut Merah yang digagas PKB dan PKS tampaknya akan layu sebelum berkembang. Ada dua petimbangan utama," kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada wartawan, Senin (13/6/2022).
Jamil menjelaskan, pertama, PKB dan PKS selama ini dinilai kerap berseberangan. Ideologi perjuangan kedua partai tampaknya kurang sejalan. Meskipun dua partai itu pernah dalam satu koalisi di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), koalisi saat itu bukan gagasan PKB dan PKS. Dua partai ini, saat itu menjadi satu koalisi atas prakarsa Partai Demokrat.
"Dengan begitu, tampaknya sulit bagi kedua partai untuk menyatukan visi dan misi dalam mengusung presiden. Kedua partai akan terjebak pada ideologi perjuangan masing-masing," ujarnya.
"Pendukung kedua partai juga ibarat minyak dan air. Karena itu, ada kemungkinan bila dua partai itu berkoalisi tidak akan mendapat dukungan dari pendukungnya," imbuh Jamil.
Kedua, Jamil melanjutkan, PKB dan PKS tidak punya tokoh sentral yang kuat untuk mempersatukan dua partai tersebut. Hal ini akan membuat Koalisi Semut Merah menjadi rapuh dan mudah goyah.
"Peluang ke arah itu semakin besar karena PKB terkesan akan memaksakan Ketua Umumnya Muhaimin (Cak Imin) Iskandar menjadi capres. Padahal elektabilitas Cak Imin hingga saat ini sangat rendah sehingga tak layak diusung menjadi capres," terang mantan Dekan FIKOM IISIP ini.
Oleh karena itu, Jamil mempredikaikan bahwa persoalan capres yang akan diusung membuat kedua partai akan cepat goyah. PKB dan PKS akan sulit bersepakat bila keduanya memaksakan kadernya menjadi capres.
"Sebab, kader kedua partai hingga saat ini belum ada yang layak menjadi capres," tandasnya.
PKB dan PKS telah bersepakat untuk menggagas koalisi menghadapi Pilpres 2024 . Tetapi sejumlah pengamat melihat rencana Koalisi Semut Merah tersebut secara pesimistis. Pembentukannya akan sulit dan andaikan terbentuk pun diyakini layu sebelum berkembang.
"Wacana koalisi Semut Merah yang digagas PKB dan PKS tampaknya akan layu sebelum berkembang. Ada dua petimbangan utama," kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada wartawan, Senin (13/6/2022).
Jamil menjelaskan, pertama, PKB dan PKS selama ini dinilai kerap berseberangan. Ideologi perjuangan kedua partai tampaknya kurang sejalan. Meskipun dua partai itu pernah dalam satu koalisi di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), koalisi saat itu bukan gagasan PKB dan PKS. Dua partai ini, saat itu menjadi satu koalisi atas prakarsa Partai Demokrat.
"Dengan begitu, tampaknya sulit bagi kedua partai untuk menyatukan visi dan misi dalam mengusung presiden. Kedua partai akan terjebak pada ideologi perjuangan masing-masing," ujarnya.
"Pendukung kedua partai juga ibarat minyak dan air. Karena itu, ada kemungkinan bila dua partai itu berkoalisi tidak akan mendapat dukungan dari pendukungnya," imbuh Jamil.
Kedua, Jamil melanjutkan, PKB dan PKS tidak punya tokoh sentral yang kuat untuk mempersatukan dua partai tersebut. Hal ini akan membuat Koalisi Semut Merah menjadi rapuh dan mudah goyah.
"Peluang ke arah itu semakin besar karena PKB terkesan akan memaksakan Ketua Umumnya Muhaimin (Cak Imin) Iskandar menjadi capres. Padahal elektabilitas Cak Imin hingga saat ini sangat rendah sehingga tak layak diusung menjadi capres," terang mantan Dekan FIKOM IISIP ini.
Oleh karena itu, Jamil mempredikaikan bahwa persoalan capres yang akan diusung membuat kedua partai akan cepat goyah. PKB dan PKS akan sulit bersepakat bila keduanya memaksakan kadernya menjadi capres.
"Sebab, kader kedua partai hingga saat ini belum ada yang layak menjadi capres," tandasnya.
(muh)
tulis komentar anda