Slogan Polri Presisi Berhasil Ubah Kultur dan Tumbuhkan Kepercayaan Publik
Kamis, 09 Juni 2022 - 18:18 WIB
JAKARTA - Slogan Polri Presisi yang dicanangkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo diapresiasi sejumlah kalangan. Selain merubah kultur juga mampu menumbuhkan kepercayaan publik.
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta memuji Polri di era Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dengan slogan presisinya karena kulturnya berubah. Seperti yang terjadi di era pandemi Covid-19.
"Dalam beberapa hal Polri berada di garis depan. Di era pandemi, Polri aparat keamanan jadi berubah menjadi petugas kesehatan. Ini contoh Polri beradaptasi terlibat dalam urusan darurat. Kita bisa memasuki fase endemi karena aparat kita semakin kompak," tegas Stanislaus.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi publik "Polri Dibenci Tapi Dirindu" yang diinisiasi Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) dan dipandu Ketua Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) Abdullah Kelrey di Hotel Bintang Baru, Sawah Besar Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2022).
Ia berpesan agar korps Bhayangkara bisa berada digaris terdepan supaya bisa mengayomi dan semakin dicintai rakyat. Di sisi lain, terkait dengan penangkapan kelompok khilafatul muslimin, Stanislaus meminta Polri agar merangkul tokoh agama untuk mencegah berkembangnya kelompok serupa khilafatul muslimin, HTI dan sebagainya. "Penting merangkul tokoh agama untuk mencegah adanya kelompok model-model khilafatul muslimin, HTI dan sejenisnya," ucapnya.
Pengamat politik IPI Karyono Wibowo mengakui slogan Polri Presisi yang dicanangkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo responsnya sangat positif di mata publik sehingga ada kepercayaan publik yang mulai tumbuh. "Listyo Sigit sebagai Kapolri yang baru menawarkan gagasan baru di respons positif oleh publik dan tingkat kepuasan publik oleh Polri merangkak naik," kata Karyono.
Dia juga memberikan catatan kepada Polri pada visi Presisi dari sisi prediktif dalam hal hebohnya kelompok Khilafatul Muslimin, agar tidak ada tudingan kecolongan. "Visi prediktif ini masih belum berjalan maksimal," ujarnya.
Hal senada juga dilontarkan, Ketua Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) Syarief Hidayatulloh sangat mengapresiasi kinerja Polri di bawah Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam menangani pandemi Covid-19. "Pak Listyo yang sudah profesional, jangan sampai ada lagi kriminalisasi ulama. Netralitas kedepannya sangat diharapkan di tahun politik. Tapi saya optimistis Polri bisa semakin berubah dan kualitas sebagai pelindung dan pengayom masyarakat harus dijaga," sebutnya.
Di tempat yang sama, Ketua SBSI 92 Sunarti mengacungi jempol Kapolri yang hadir di tengah-tengah massa aksi saat berdemo di Gedung DPR RI beberapa waktu lalu. "Kapolri di Senayan hadir berdiri di atas mobil komando, saya salut. Saya tetap apresiasi, tapi tetap ada hal yang saya kritisi," pungkasnya.
Lihat Juga: 4 Perwira Polri Bersiap Pensiun usai Dimutasi Kapolri di Pertengahan November 2024, Ini Nama-namanya
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta memuji Polri di era Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dengan slogan presisinya karena kulturnya berubah. Seperti yang terjadi di era pandemi Covid-19.
"Dalam beberapa hal Polri berada di garis depan. Di era pandemi, Polri aparat keamanan jadi berubah menjadi petugas kesehatan. Ini contoh Polri beradaptasi terlibat dalam urusan darurat. Kita bisa memasuki fase endemi karena aparat kita semakin kompak," tegas Stanislaus.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi publik "Polri Dibenci Tapi Dirindu" yang diinisiasi Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) dan dipandu Ketua Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) Abdullah Kelrey di Hotel Bintang Baru, Sawah Besar Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2022).
Ia berpesan agar korps Bhayangkara bisa berada digaris terdepan supaya bisa mengayomi dan semakin dicintai rakyat. Di sisi lain, terkait dengan penangkapan kelompok khilafatul muslimin, Stanislaus meminta Polri agar merangkul tokoh agama untuk mencegah berkembangnya kelompok serupa khilafatul muslimin, HTI dan sebagainya. "Penting merangkul tokoh agama untuk mencegah adanya kelompok model-model khilafatul muslimin, HTI dan sejenisnya," ucapnya.
Baca Juga
Pengamat politik IPI Karyono Wibowo mengakui slogan Polri Presisi yang dicanangkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo responsnya sangat positif di mata publik sehingga ada kepercayaan publik yang mulai tumbuh. "Listyo Sigit sebagai Kapolri yang baru menawarkan gagasan baru di respons positif oleh publik dan tingkat kepuasan publik oleh Polri merangkak naik," kata Karyono.
Dia juga memberikan catatan kepada Polri pada visi Presisi dari sisi prediktif dalam hal hebohnya kelompok Khilafatul Muslimin, agar tidak ada tudingan kecolongan. "Visi prediktif ini masih belum berjalan maksimal," ujarnya.
Hal senada juga dilontarkan, Ketua Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) Syarief Hidayatulloh sangat mengapresiasi kinerja Polri di bawah Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam menangani pandemi Covid-19. "Pak Listyo yang sudah profesional, jangan sampai ada lagi kriminalisasi ulama. Netralitas kedepannya sangat diharapkan di tahun politik. Tapi saya optimistis Polri bisa semakin berubah dan kualitas sebagai pelindung dan pengayom masyarakat harus dijaga," sebutnya.
Di tempat yang sama, Ketua SBSI 92 Sunarti mengacungi jempol Kapolri yang hadir di tengah-tengah massa aksi saat berdemo di Gedung DPR RI beberapa waktu lalu. "Kapolri di Senayan hadir berdiri di atas mobil komando, saya salut. Saya tetap apresiasi, tapi tetap ada hal yang saya kritisi," pungkasnya.
Lihat Juga: 4 Perwira Polri Bersiap Pensiun usai Dimutasi Kapolri di Pertengahan November 2024, Ini Nama-namanya
(cip)
tulis komentar anda