PPP: Kandidat Terkuat Capres KIB Ada pada Tiga Ketum Partai Koalisi
Kamis, 09 Juni 2022 - 15:39 WIB
JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) saat ini tengah identifikasi personal untuk mengusung capres. Hal ini dikatakan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani.
"Kalau menurut saya, statement Pak Airlangga itu harus dimaknai bahwa KIB sekarang sedang melakukan identifikasi personal," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2022).
"Artinya, dalam waktu dekat ini, selesai menyusun platform visi, misi, akan mulai mengidentifikasi tokoh-tokoh itu," sambungnya.
Meski begitu, Arsul tak menjawab secara jelas apakah identifikasi tokoh-tokoh yang hendak diusung tersebut berasal dari dalam atau luar poros KIB. "Bisa ada di dalam KIB, bisa juga dari luar," ucapnya.
Arsul kemudian menyebutkan ciri-cirinya. Arsul menilai, parpol tak ingin mengusulkan nama capres hanya karena berelektabilitas tinggi di berbagai lembaga survei.
Selain itu politikus kelahiran 8 Januari 1964 ini menegaskan, bahwa bakal capres dan cawapres yang akan dicalonkan nantinya, tentu harus sudah bergabung ke partai politik.
"Parpol tidak ingin orang itu hanya karena surveinya tinggi. Parpol itu, menurut saya, tidak ingin hanya karena orang itu diciptakan satu situasi di mana surveinya tinggi, terus ada 'pemodalnya', terus kita ambil itu," ujarnya.
"Jadi tidak bisa orang itu belum masuk ke partai politik nah langsung dari capres atau cawapres. Itu semangat yang ada dari partai-partai, saya kira itu," imbuhnya.
"Kalau menurut saya, statement Pak Airlangga itu harus dimaknai bahwa KIB sekarang sedang melakukan identifikasi personal," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2022).
"Artinya, dalam waktu dekat ini, selesai menyusun platform visi, misi, akan mulai mengidentifikasi tokoh-tokoh itu," sambungnya.
Meski begitu, Arsul tak menjawab secara jelas apakah identifikasi tokoh-tokoh yang hendak diusung tersebut berasal dari dalam atau luar poros KIB. "Bisa ada di dalam KIB, bisa juga dari luar," ucapnya.
Arsul kemudian menyebutkan ciri-cirinya. Arsul menilai, parpol tak ingin mengusulkan nama capres hanya karena berelektabilitas tinggi di berbagai lembaga survei.
Selain itu politikus kelahiran 8 Januari 1964 ini menegaskan, bahwa bakal capres dan cawapres yang akan dicalonkan nantinya, tentu harus sudah bergabung ke partai politik.
"Parpol tidak ingin orang itu hanya karena surveinya tinggi. Parpol itu, menurut saya, tidak ingin hanya karena orang itu diciptakan satu situasi di mana surveinya tinggi, terus ada 'pemodalnya', terus kita ambil itu," ujarnya.
"Jadi tidak bisa orang itu belum masuk ke partai politik nah langsung dari capres atau cawapres. Itu semangat yang ada dari partai-partai, saya kira itu," imbuhnya.
tulis komentar anda