PDIP Harus Segera Putuskan Kandidat Capres untuk Akhiri Drama Adu Banteng
Kamis, 09 Juni 2022 - 11:07 WIB
Melihat realitas tersebut, Agung menyarankan tiga hal. Pertama, kemunculan Ganjar sebagai kandidat capres potensial bersama Puan Maharrani dan beberapa kader lain adalah berkah yang membuktikan kaderisasi PDIP berjalan baik.
”Namun ini bisa menjadi musibah bila Ganjar atau Puan terus mempertontonkan perbedaan sikap secara langsung atau tidak melalui sikap para pendukungnya di hadapan publik,” kata dia.
Karena dalam konteks lebih luas, lanjut Agung, perseteruan antarkader secara terbuka bakal berpengaruh kepada raihan suara partai. Basis pendukung laten bisa terpecah, begitu juga coattail effect dari capres yang diusung PDIP tak terhimpun dalam satu barisan.
”Kebesaran jiwa, baik Ganjar atau Puan untuk menertibkan diri maupun pendukungnya menjadi urgen sebelum keluar sikap ketua umum Megawati,” ujar Agung.
Kedua, suka atau tidak Jokowi adalah kader PDIP sehingga sepatutnya mengikuti arahan Megawati sebagai ketua umum agar menghindari manuver-manuver sensitif terkait Pilpres. Agung mengingatkan banyak jasa kebaikan Megawati yang belum dibalas Jokowi. Sejak Pilkada DKI 2012 saat Jokowi maju bersama Ahok, lalu kali pilpres, sampai saat anak-mantu Jokowi maju dalam Pilkada Solo dan Medan 2020.
”Ketiga, tak bisa dimungkiri tarikan relawan, tarikan kader, dan aspirasi publik terus berlangsung dan berkelindan membentuk ebuah fase bahwa PDIP mesti segera bersikap untuk memutuskan kandidatnya, demi meminimalkan ekses yang mungkin terjadi,” ujar Agung.
”Namun ini bisa menjadi musibah bila Ganjar atau Puan terus mempertontonkan perbedaan sikap secara langsung atau tidak melalui sikap para pendukungnya di hadapan publik,” kata dia.
Karena dalam konteks lebih luas, lanjut Agung, perseteruan antarkader secara terbuka bakal berpengaruh kepada raihan suara partai. Basis pendukung laten bisa terpecah, begitu juga coattail effect dari capres yang diusung PDIP tak terhimpun dalam satu barisan.
”Kebesaran jiwa, baik Ganjar atau Puan untuk menertibkan diri maupun pendukungnya menjadi urgen sebelum keluar sikap ketua umum Megawati,” ujar Agung.
Kedua, suka atau tidak Jokowi adalah kader PDIP sehingga sepatutnya mengikuti arahan Megawati sebagai ketua umum agar menghindari manuver-manuver sensitif terkait Pilpres. Agung mengingatkan banyak jasa kebaikan Megawati yang belum dibalas Jokowi. Sejak Pilkada DKI 2012 saat Jokowi maju bersama Ahok, lalu kali pilpres, sampai saat anak-mantu Jokowi maju dalam Pilkada Solo dan Medan 2020.
”Ketiga, tak bisa dimungkiri tarikan relawan, tarikan kader, dan aspirasi publik terus berlangsung dan berkelindan membentuk ebuah fase bahwa PDIP mesti segera bersikap untuk memutuskan kandidatnya, demi meminimalkan ekses yang mungkin terjadi,” ujar Agung.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda