Mendagri Puji Disertasi Hasto Soal Geopolitik Soekarno: Ini Bukti Bukan Doktor Kaleng-kaleng
Selasa, 07 Juni 2022 - 00:04 WIB
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian memuji disertasi yang dirampungkan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto yang membahas teori geopolitik Soekarno . Menurut Tito, disertasi Hasto tersebut adalah salah satu karya disertasi terbaik yang pernah ada di Indonesia.
Tito menyampaikan pujiannya lantaran berperan sebagai penguji eksternal disertasi Hasto yang dipaparkan dalam sidang terbuka di Kampus Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Bogor, Senin (6/6/2022). Hasto menuliskan disertasinya tersebut dengan judul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara”.
“Kami melihat jujur, sudah beberapa kali kami menguji doktoral, dan 415 halaman ini saya baca dari awal sampai akhir, dan saya melihat mohon maaf, tidak bermaksud memuji, ini adalah salah satu disertasi terbaik yang pernah saya baca,” kata Tito dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/6/2022).
Menurut Tito, Hasto dengan lugas membeberkan teori Geopolitik Soekarno secara komprehensif. Menurutnya, Hasto menerjemahkan konsep Geopolitik Soekarno sebagai kemajuan konsep geopolitik yang sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini melalui lima ciri pokok serta tujuh variabel pemikiran.
“Saya lihat dalam kesimpulan ini, pak promovendus (Hasto, red) sudah berani untuk menemukan teori baru. Karena berani mengimplementasikan pemikiran bung Karno untuk konsep pertahanan negara yang dapat menjadi dasar atau pondasi konsep kita yang berlaku saat ini,” tutur Tito.
Mantan Kapolri tersebut juga menilai secara akademik, Hasto dapat disandingkan sebagai lulusan terbaik. Ia menyamakan lulusnya Hasto dengan status kelulusan summa cum laude.
“Dan dalam dunia akademik, nilainya kalau menemukan teori baru, itu kalo di British System namanya namanya ‘graduated with first class owner’, dalam bahasa kita disebut dengan summa cum laude,” beber Tito.
Untuk itu, karena kepiawaian Hasto menjelaskan disertasi dan penemuan teori geopolitiknya, Tito menyebut Hasto sebagai lulusan Doktor yang bukan kaleng-kaleng. Ini dikarenakan menurut Tito, Hasto menguasai metode yang dipaparkannya dalam disertasinya.
“Ini menunjukan Pak Hasto bukan doktor kaleng-kaleng, saya kira begitu,” pungkas Tito.
Tito menyampaikan pujiannya lantaran berperan sebagai penguji eksternal disertasi Hasto yang dipaparkan dalam sidang terbuka di Kampus Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Bogor, Senin (6/6/2022). Hasto menuliskan disertasinya tersebut dengan judul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara”.
“Kami melihat jujur, sudah beberapa kali kami menguji doktoral, dan 415 halaman ini saya baca dari awal sampai akhir, dan saya melihat mohon maaf, tidak bermaksud memuji, ini adalah salah satu disertasi terbaik yang pernah saya baca,” kata Tito dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/6/2022).
Menurut Tito, Hasto dengan lugas membeberkan teori Geopolitik Soekarno secara komprehensif. Menurutnya, Hasto menerjemahkan konsep Geopolitik Soekarno sebagai kemajuan konsep geopolitik yang sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini melalui lima ciri pokok serta tujuh variabel pemikiran.
“Saya lihat dalam kesimpulan ini, pak promovendus (Hasto, red) sudah berani untuk menemukan teori baru. Karena berani mengimplementasikan pemikiran bung Karno untuk konsep pertahanan negara yang dapat menjadi dasar atau pondasi konsep kita yang berlaku saat ini,” tutur Tito.
Mantan Kapolri tersebut juga menilai secara akademik, Hasto dapat disandingkan sebagai lulusan terbaik. Ia menyamakan lulusnya Hasto dengan status kelulusan summa cum laude.
“Dan dalam dunia akademik, nilainya kalau menemukan teori baru, itu kalo di British System namanya namanya ‘graduated with first class owner’, dalam bahasa kita disebut dengan summa cum laude,” beber Tito.
Untuk itu, karena kepiawaian Hasto menjelaskan disertasi dan penemuan teori geopolitiknya, Tito menyebut Hasto sebagai lulusan Doktor yang bukan kaleng-kaleng. Ini dikarenakan menurut Tito, Hasto menguasai metode yang dipaparkannya dalam disertasinya.
“Ini menunjukan Pak Hasto bukan doktor kaleng-kaleng, saya kira begitu,” pungkas Tito.
(mhd)
tulis komentar anda