Aksi Heroik 4 Prajurit Marinir Ini Buat Nyali Angkatan Laut Inggris Ciut
Senin, 06 Juni 2022 - 06:10 WIB
Terdengar lagi “ Angkat tangan!! “,
Mendengar perintah angkat tangan ini, para prajurit KKO AL tidak menjawab. Satu sama lain saling bertatapan dan berunding sebentar dalam bahasa Jawa. Hasil rundingan keempat prajurit itu memutuskan untuk melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan.
Sementara itu, Kapal Sri Selangor dengan lampu sorot mengawasi dan menanti jawaban prajurit-prajurit KKO AL. Angkatan Laut Inggris mengira prajurit-prajurit KKO AL akan menyerah mengingat kekuatan yang tidak seimbang. Namun harapan tinggal harapan karena jawaban yang didapat adalah tembakan senjata otomatis dari sampan di bawahnya.
Tembakan tersebut ditujukan ke arah bagian di mana awak kapal Sri Selangor berkumpul menyaksikan dari atas. Bagi anggota KKO AL menyerah merupakan pantangan. Pertempuran yang dibuka dengan tembakan dari prajurit-prajurit KKO AL tersebut, segera dibalas oleh lawan dengan gerakan menjauhi sampan kecil tersebut.
Dalam jarak yang cukup untuk menembak, Angkatan Laut Inggris yang berada di Kapal Sri Selangor kemudian melakukan serangan balasan dengan senjata otomatis Madsen dan meriam atau Quick Firing yang dikenal dengan istilah pom-pom. ”Jawaban prajurit-prajurit KKO AL dengan tembakan tidak diharapkan sama sekali hingga menimbulkan daya kejut yang hebat. Sejumlah awak Kapal Perang Sri Selangor pun tertembak,” tulis buku tersebut.
Untuk menebus beberapa kawannya yang menjadi korban, Kapal Perang Sri Selangor berusaha menghancurkan perahu milik prajurit KKO AL dengan menabrakan kapalnya. Benturan tersebut membuat sampan kecil prajurit KKO terbalik.
Beruntung sebelum Kapal Perang Sri Selangor berhasil menyentuh kapal, prajurit-prajurit KKO AL berhasil melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Setelah yakin seluruh prajurit KKO AL tewas, Kapal Sri Selangor kemudian kembali ke pangkalan. Menyadari musuh telah pergi, prajurit-prajurit KKO AL yang bersembunyi di bawah perahu muncul ke permukaan, hanya Prako Suratno yang tidak muncul.
Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, prajurit-prajurit KKO AL dapat berhasil membalikkan perahu. Setelah menunggu beberapa jam, Prako Suratno pun tidak juga muncul. Kuat dugaan, Prako Suratno gugur dalam pertempuran tersebut. KKO AL pun telah kehilangan prajurit terbaiknya yaitu seorang Kepala Regu yang memiliki jiwa dan keberanian yang luar biasa dalam menghadapi musuh.
Meski demikian, gugurnya Prako Suratno tidak sia-sia karena pertempuran laut itu cukup memberikan shock kepada tentara Inggris dan Malaysia sehingga mereka tidak lagi berani melanggar perbatasan perairan Indonesia.
Mendengar perintah angkat tangan ini, para prajurit KKO AL tidak menjawab. Satu sama lain saling bertatapan dan berunding sebentar dalam bahasa Jawa. Hasil rundingan keempat prajurit itu memutuskan untuk melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan.
Sementara itu, Kapal Sri Selangor dengan lampu sorot mengawasi dan menanti jawaban prajurit-prajurit KKO AL. Angkatan Laut Inggris mengira prajurit-prajurit KKO AL akan menyerah mengingat kekuatan yang tidak seimbang. Namun harapan tinggal harapan karena jawaban yang didapat adalah tembakan senjata otomatis dari sampan di bawahnya.
Tembakan tersebut ditujukan ke arah bagian di mana awak kapal Sri Selangor berkumpul menyaksikan dari atas. Bagi anggota KKO AL menyerah merupakan pantangan. Pertempuran yang dibuka dengan tembakan dari prajurit-prajurit KKO AL tersebut, segera dibalas oleh lawan dengan gerakan menjauhi sampan kecil tersebut.
Dalam jarak yang cukup untuk menembak, Angkatan Laut Inggris yang berada di Kapal Sri Selangor kemudian melakukan serangan balasan dengan senjata otomatis Madsen dan meriam atau Quick Firing yang dikenal dengan istilah pom-pom. ”Jawaban prajurit-prajurit KKO AL dengan tembakan tidak diharapkan sama sekali hingga menimbulkan daya kejut yang hebat. Sejumlah awak Kapal Perang Sri Selangor pun tertembak,” tulis buku tersebut.
Untuk menebus beberapa kawannya yang menjadi korban, Kapal Perang Sri Selangor berusaha menghancurkan perahu milik prajurit KKO AL dengan menabrakan kapalnya. Benturan tersebut membuat sampan kecil prajurit KKO terbalik.
Beruntung sebelum Kapal Perang Sri Selangor berhasil menyentuh kapal, prajurit-prajurit KKO AL berhasil melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Setelah yakin seluruh prajurit KKO AL tewas, Kapal Sri Selangor kemudian kembali ke pangkalan. Menyadari musuh telah pergi, prajurit-prajurit KKO AL yang bersembunyi di bawah perahu muncul ke permukaan, hanya Prako Suratno yang tidak muncul.
Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, prajurit-prajurit KKO AL dapat berhasil membalikkan perahu. Setelah menunggu beberapa jam, Prako Suratno pun tidak juga muncul. Kuat dugaan, Prako Suratno gugur dalam pertempuran tersebut. KKO AL pun telah kehilangan prajurit terbaiknya yaitu seorang Kepala Regu yang memiliki jiwa dan keberanian yang luar biasa dalam menghadapi musuh.
Meski demikian, gugurnya Prako Suratno tidak sia-sia karena pertempuran laut itu cukup memberikan shock kepada tentara Inggris dan Malaysia sehingga mereka tidak lagi berani melanggar perbatasan perairan Indonesia.
tulis komentar anda