KIB Tak Ingin Terjerat Populisme di Pilpres 2024

Minggu, 05 Juni 2022 - 15:54 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri), Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan jajaran pengurus pusat dari ketiga parpol saat deklarasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Jakarta, Sabtu (4/6/2022). FOTO/SIN
JAKARTA - Karakteristik pemimpin yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini tak lagi berdasarkan faktor kesukaan. Hal ini dikatakan oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa .

Ia menilai saat ini hal yang paling penting adalah bagaimana permasalahan keterbelahan bisa dituntaskan dengan gagasan persatuan yang cerdas. Karena itu, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar, PPP, dan PAN harus bisa membawa arah demokrasi yang baik di Tanah Air.

"Koalisi harus mencerdaskan kita semua dalam berdemokrasi. Selaras dengan itu, populisme bukan jadi penentu dalam menetukan pemimpin," kata Suharso dalam acara Silahturahmi Nasional KIB di Plataran Senayan, Jakarta, dikutip, Minggu (5/6/2022).

Suharso menambahkan, pihaknya bersama Partai Golkar dan PAN tak ingin kembali terjerat pada populisme di Pilpres 2024.Menurutnya, KIB justru ingin menjadi gerbong awal yang membawa gagasan dan ide baru tentang bagaimana membangun bangsa ke depan.

"Kami bertiga berkeyakinan hal itu tidak akan terjadi. Kenapa? karena kami menginginkan sesuatu yang baru, sesuatu yang baik bagi bangsa dalam melakukan demokrasi ke depan," kata Suharso.



"Jadi demokrasi kita yang sudah-sudah, kita ingin mengembalikan. Kita tidak hanya terjerat dengan populisme. Kalau kita lihat di seluruh dunia sekarang sudah menurun, tetapi sekarang kita masih tetap seperti itu," ujarnya.

Baca juga: Golkar, PAN, PPP Deklarasi Koalisi Indonesia Bersatu



Tak cuma itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas ini memastikan KIB harus mampu merespon dengan layak kecerdesan rakyat dalam berdemokrasi. "Koalisi ini hadir dengan optimisme, supaya menjadi kecerdasan kolektif dan efektif untuk menciptakan kehidupan berkeadilan," katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More