Buntut Podcast Deddy Corbuzier, Kominfo Diminta Rajin Tindak Konten Menyimpang

Rabu, 11 Mei 2022 - 10:57 WIB
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika lebih aktif mengawasi konten-konten yang menyimpang di media sosial dan platform digital lainnya. Foto/Dok.SINDOnews
JAKARTA - Buntut podcast Deddy Corbuzier soal pasangan gay, Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo ) diminta lebih aktif mengawasi konten-konten yang menyimpang di media sosial dan platform digital lainnya. Tindakan tegas dari Kominfo dinilai perlu dilakukan.

"Kementerian Kominfo punya kewenangan men-takedown konten-konten menyimpang untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. Apalagi jika banyak protes dan report terhadap konten tersebut. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa negara hadir menjaga generasi bangsa dari perilaku seks menyimpang," kata Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini kepada wartawan, Rabu (11/5/2022).

Jazuli Juwaini menegaskan tidak ada ruang bagi pelaku dan perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Indonesia. "Setop memberi ruang bagi pelaku LGBT di negara kita, apalagi sampai diekspose di ruang publik, didengar, dan dilihat masyarakat luas terutama generasi muda bangsa," kata Jazuli.



Anggota Komisi I DPR ini menyesalkan publik figur seperti Deddy Corbuzier memberi ruang bagi pelaku LGBT untuk leluasa mengekspresikan dan mengeksplorasi paham seks menyimpang mereka untuk dikonsumsi publik. Apalagi, kata Jazuli, Deddy selama ini dikenal memiliki follower yang begitu banyak.

Sehingga, Deddy semestinya fokus membantu negara mengedukasi masyarakat dengan konten-konten yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Banyak konten Deddy lainnya yang edukatif, konsisten di situ saja.

"Yang jelas-jelas melanggar Pancasila dan konstitusi negara seperti LGBT jangan dong diberi ruang. LGBT jelas bertentangan dengan identitas dan karekter bangsa sebagai negara yang beragama dan berbudaya luhur," tegasnya.

Menurut Jazuli, sekali saja berlaku permisif dan memberi ruang bagi LGBT, selanjutnya mereka leluasa berbicara ke publik bahkan mengampanyekan perilakunya. Akhirnya, paham menyimpang itu lambat laun akan diikuti banyak orang. Itu kekuatan repetisi dari media publik. Sesuatu yang diulang-ulang, menjadi biasa, lalu dimaklumi, dan akhirnya ditiru. Mestinya publik figur paham itu.

Untuk itu, Legislator Dapil Banten ini bersyukur karena Deddy sendiri yang menurunkan konten tersebut, serta diikuti permintaan maaf, klarifikasi, dan edukasi bahaya LGBT. "Semoga tidak terulang lagi oleh content creator lain dan media manapun," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More