Langkah Pemerintah Cegah Hepatitis Akut Diapresiasi DPR
Selasa, 10 Mei 2022 - 12:47 WIB
JAKARTA - Sejumlah langkah pemerintah dalam upaya mencegah penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya diapresiasi oleh Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) ini mengajak masyarakat mengikuti kebijakan pemerintah.
"Penunjukan Rumah Sakit Sulianti Saroso sebagai rumah sakit rujukan dan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia sebagai tempat pemeriksaan spesimen sudah tepat dan kita ikuti," ujar Rahmad Handoyo, Selasa (10/5/2022).
Dia menuturkan bahwa hepatitis akut sudah menjadi penyakit luar biasa di berbagai negara. Penyakit itu pun sudah terdeteksi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan sudah ada empat kasus dugaan penularan hepatitis akut.
Dia mengajak masyarakat tidak berasumsi terkait penyebab hepatitis akut. "Saya pikir kita serahkan ke ahlinya terkait penyebab dan bagaimana pengobatannya," imbuhnya.
Dia menilai keputusan pemerintah menerbitkan Surat Edaran Kewaspadaan ke dinas kesehatan di seluruh kabupaten/kota sudah tepat agar masyarakat tidak panik, namun terus meningkatkan kewaspadaan dan hati-hati. Masyarakat dinilai perlu mempelajari gejala dan langkah pencegahan hepatitis akut. "Ikuti anjuran pemerintah. Segera ke rumah sakit bila ada gejala berat terpapar hepatitis, agar potensi tertolong semakin besar," pungkasnya.
Sekadar diketahui, setelah WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir. Para ahli masih meneliti penyebab penyakit tersebut.
Sempat beredar informasi di dunia maya menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 merupakan penyebab hepatitis akut. Kemenkes pun sudah membantah informasi itu. "Itu tidak benar. Kejadian saat ini tidak ada bukti berhubungan dengan vaksinasi Covid-19," ujar Lead Scientist kasus ini Hanifah Oswari.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak masyarakat mencegah penularan infeksi dengan rajin mencuci tangan pakai sabun atau cairan disinfektan. Kemudian, meminum air bersih yang matang, makan makanan bersih dan matang sepenuhnya, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya. Selain itu, gunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Untuk deteksi dini, apabila menemukan anak-anak dengan gejala seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, kuning pada mata, penurunan kesadaran, kejang, lesu dan demam tinggi, agar diperiksa di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," kata Ketua Umum IDAI Piprim B. Yanuarso.
"Penunjukan Rumah Sakit Sulianti Saroso sebagai rumah sakit rujukan dan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia sebagai tempat pemeriksaan spesimen sudah tepat dan kita ikuti," ujar Rahmad Handoyo, Selasa (10/5/2022).
Dia menuturkan bahwa hepatitis akut sudah menjadi penyakit luar biasa di berbagai negara. Penyakit itu pun sudah terdeteksi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan sudah ada empat kasus dugaan penularan hepatitis akut.
Dia mengajak masyarakat tidak berasumsi terkait penyebab hepatitis akut. "Saya pikir kita serahkan ke ahlinya terkait penyebab dan bagaimana pengobatannya," imbuhnya.
Dia menilai keputusan pemerintah menerbitkan Surat Edaran Kewaspadaan ke dinas kesehatan di seluruh kabupaten/kota sudah tepat agar masyarakat tidak panik, namun terus meningkatkan kewaspadaan dan hati-hati. Masyarakat dinilai perlu mempelajari gejala dan langkah pencegahan hepatitis akut. "Ikuti anjuran pemerintah. Segera ke rumah sakit bila ada gejala berat terpapar hepatitis, agar potensi tertolong semakin besar," pungkasnya.
Sekadar diketahui, setelah WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir. Para ahli masih meneliti penyebab penyakit tersebut.
Sempat beredar informasi di dunia maya menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 merupakan penyebab hepatitis akut. Kemenkes pun sudah membantah informasi itu. "Itu tidak benar. Kejadian saat ini tidak ada bukti berhubungan dengan vaksinasi Covid-19," ujar Lead Scientist kasus ini Hanifah Oswari.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak masyarakat mencegah penularan infeksi dengan rajin mencuci tangan pakai sabun atau cairan disinfektan. Kemudian, meminum air bersih yang matang, makan makanan bersih dan matang sepenuhnya, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya. Selain itu, gunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Untuk deteksi dini, apabila menemukan anak-anak dengan gejala seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, kuning pada mata, penurunan kesadaran, kejang, lesu dan demam tinggi, agar diperiksa di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," kata Ketua Umum IDAI Piprim B. Yanuarso.
(rca)
tulis komentar anda