Detik-detik Kopassus dan Raider Habisi Barok Sang Algojo Poso
Sabtu, 07 Mei 2022 - 07:46 WIB
Setibanya di titik sasaran, para prajurit terlatih ini diturunkan dari helikopter dengan cara fast rope yakni, meluncur dari tali setinggi 30 meter. Hal itu dilakukan mengingat kondisi medan yang tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan. Enam prajurit yang berhasil turun langsung bergerak ke sasaran di Simpang Angin melalui jurang dan lembah yang terjal.
Setelah dua hari perjalanan menembus hutan lebat dan jurang yang terjal, tepat pada 15 Mei 2017, enam prajurit pilihan ini akhirnya tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WITA dan menemukan sebuah bivak di tebing yang merupakan tempat persembunyian kelompok MIT Poso. Prajurit Kopassus dan Raider langsung mengepung bivak tersebut dan memerintahkan orang-orang yang berada di bivak tersebut untuk keluar.
Namun perintah tersebut malah disambut dengan rentetan tembakan dari para teroris. Kontak tembak antara prajurit Kopassus dan Raider dengan kelompok teroris MIT Poso tak terelakan. Salah seorang anggota teroris tergeletak di depan bivak. Saat anggota Tim Petir Bravo mendekat tiba-tiba dua orang menjatuhkan diri ke jurang.
Ketika pasukan berupaya mengejar, tiba-tiba dari bawah bivak yang berbentuk rumah panggung terdengar rentetan tembakan. Akibatnya, seorang prajurit terkena tembakan dari belakang, beruntung nyawanya masih tertolong karena peluru mengenai rompi antipeluru yang dikenakannya. Meski begitu, serpihan peluru tetap melukai punggungnya.
Mendapat serangan mendadak tersebut, pasukan langsung membalas dengan berondongan tembakan ke kolong bivak. Serangan balasan tersebut mengakibatkan seorang teroris yang melakukan penembakan tewas seketika. Setelah tidak ada serangan, pasukan kemudian melakukan pembersihan di sekitar bivak.
Hasilnya, dua teroris tewas di lokasi. Keduanya diketahui bernama Muhidin Hamdiah alias Askar dan Subhan Arsyad alias Rangga alias Barok, algojo Poso. Selain menewaskan kedua teroris, Tim Petir Bravo juga menyita satu pucuk senjata SS1, enam bom rakitan, detonator, obat-obatan, makanan dan pancingan.
Upaya perburuan terhadap Barok, Sang Jagal Poso pun berakhir. Empat hari kemudian, tepatnya pada 19 Mei 2017 mereka dijemput dengan menggunakan helikopter penerbad.
Setelah dua hari perjalanan menembus hutan lebat dan jurang yang terjal, tepat pada 15 Mei 2017, enam prajurit pilihan ini akhirnya tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WITA dan menemukan sebuah bivak di tebing yang merupakan tempat persembunyian kelompok MIT Poso. Prajurit Kopassus dan Raider langsung mengepung bivak tersebut dan memerintahkan orang-orang yang berada di bivak tersebut untuk keluar.
Namun perintah tersebut malah disambut dengan rentetan tembakan dari para teroris. Kontak tembak antara prajurit Kopassus dan Raider dengan kelompok teroris MIT Poso tak terelakan. Salah seorang anggota teroris tergeletak di depan bivak. Saat anggota Tim Petir Bravo mendekat tiba-tiba dua orang menjatuhkan diri ke jurang.
Ketika pasukan berupaya mengejar, tiba-tiba dari bawah bivak yang berbentuk rumah panggung terdengar rentetan tembakan. Akibatnya, seorang prajurit terkena tembakan dari belakang, beruntung nyawanya masih tertolong karena peluru mengenai rompi antipeluru yang dikenakannya. Meski begitu, serpihan peluru tetap melukai punggungnya.
Mendapat serangan mendadak tersebut, pasukan langsung membalas dengan berondongan tembakan ke kolong bivak. Serangan balasan tersebut mengakibatkan seorang teroris yang melakukan penembakan tewas seketika. Setelah tidak ada serangan, pasukan kemudian melakukan pembersihan di sekitar bivak.
Hasilnya, dua teroris tewas di lokasi. Keduanya diketahui bernama Muhidin Hamdiah alias Askar dan Subhan Arsyad alias Rangga alias Barok, algojo Poso. Selain menewaskan kedua teroris, Tim Petir Bravo juga menyita satu pucuk senjata SS1, enam bom rakitan, detonator, obat-obatan, makanan dan pancingan.
Upaya perburuan terhadap Barok, Sang Jagal Poso pun berakhir. Empat hari kemudian, tepatnya pada 19 Mei 2017 mereka dijemput dengan menggunakan helikopter penerbad.
(cip)
tulis komentar anda