Detik-detik Kopassus dan Raider Habisi Barok Sang Algojo Poso
Sabtu, 07 Mei 2022 - 07:46 WIB
Prajurit Kopassus dan Raider yang tergabung dalam Tim Petir Bravo memburu MIT. Foto/ist
Operasi Simpang Angin
Tak ingin jatuh korban lebih banyak lagi, perburuan terhadap kelompok teroris inipun dilakukan. TNI kemudian menggelar Operasi Simpang Angin dengan menerjunkan pasukan elite Kopassus dan Raider.
Operasi ini dirancang oleh para perwira Komando di antaranya Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf. Saleh Mustafa, Kolonel Inf. I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, Mayor Inf. Romel Jangga Wardhana, beberapa perwira intelijen dan prajurit gabungan Kopassus dan Raider.
Pasukan Kopassus yang diterjunkan dalam misi perburuan ini mulai menjelajahi Pegunungan Biru yang berada di ketinggian 1.000-2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bahkan, perburuan dilakukan hingga ke Lembah Bada, Kabupaten Sigi di pedalaman Sulawesi Tengah yang memiliki luas bentangan hingga 200 kilometer persegi.
Selain mengerahkan tim kecil untuk memburu para teroris di pedalaman hutan, Kopassus juga melakukan forensik digital terhadap telepon genggam dan barang-barang elektronik yang digunakan para teroris untuk memetakan pola pergerakan mereka. Termasuk mengumpulkan informasi intelijen dari masyarakat setempat.
Upaya tersebut membuahkan hasil, masyarakat yang semula takut lambat laun berani memberikan informasi keberadaan kelompok teroris. Berawal dari laporan masyarakat pada 1 April 2017 yang melihat sekelompok pria bersenjata di Kilo 13 Trans Sulawesi. Mereka memasuki permukiman warga untuk meminta logistik.
Kemudian pada 12 Mei 2017, Satgas Intel menerima laporan kelompok bersenjata di Kilo 14 Trans Sulawesi yang diidentifikasi sebagai kelompok Ali Kalora. Perburuan semakin mengerucut setelah pada 11 Mei 2017 kelompok bersenjata mendatangi Dusun Gunung Biru. Mereka membawa tiga pucuk senjata api, dan senjata tajam.
Setelah ditemukan beberapa lokasi yang diduga sebagai tempat keberadaan para teroris, tim pemburu gabungan Kopassus dan Raider yang diberi kode Tim Petir Bravo langsung menuju ke titik sasaran. Pada 13 Mei 2017 tim tersebut diberangkatkan dengan menggunakan helikopter dari Batalyon 14 Sintuwu Maroso.
Operasi Simpang Angin
Tak ingin jatuh korban lebih banyak lagi, perburuan terhadap kelompok teroris inipun dilakukan. TNI kemudian menggelar Operasi Simpang Angin dengan menerjunkan pasukan elite Kopassus dan Raider.
Operasi ini dirancang oleh para perwira Komando di antaranya Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf. Saleh Mustafa, Kolonel Inf. I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, Mayor Inf. Romel Jangga Wardhana, beberapa perwira intelijen dan prajurit gabungan Kopassus dan Raider.
Pasukan Kopassus yang diterjunkan dalam misi perburuan ini mulai menjelajahi Pegunungan Biru yang berada di ketinggian 1.000-2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bahkan, perburuan dilakukan hingga ke Lembah Bada, Kabupaten Sigi di pedalaman Sulawesi Tengah yang memiliki luas bentangan hingga 200 kilometer persegi.
Selain mengerahkan tim kecil untuk memburu para teroris di pedalaman hutan, Kopassus juga melakukan forensik digital terhadap telepon genggam dan barang-barang elektronik yang digunakan para teroris untuk memetakan pola pergerakan mereka. Termasuk mengumpulkan informasi intelijen dari masyarakat setempat.
Upaya tersebut membuahkan hasil, masyarakat yang semula takut lambat laun berani memberikan informasi keberadaan kelompok teroris. Berawal dari laporan masyarakat pada 1 April 2017 yang melihat sekelompok pria bersenjata di Kilo 13 Trans Sulawesi. Mereka memasuki permukiman warga untuk meminta logistik.
Kemudian pada 12 Mei 2017, Satgas Intel menerima laporan kelompok bersenjata di Kilo 14 Trans Sulawesi yang diidentifikasi sebagai kelompok Ali Kalora. Perburuan semakin mengerucut setelah pada 11 Mei 2017 kelompok bersenjata mendatangi Dusun Gunung Biru. Mereka membawa tiga pucuk senjata api, dan senjata tajam.
Setelah ditemukan beberapa lokasi yang diduga sebagai tempat keberadaan para teroris, tim pemburu gabungan Kopassus dan Raider yang diberi kode Tim Petir Bravo langsung menuju ke titik sasaran. Pada 13 Mei 2017 tim tersebut diberangkatkan dengan menggunakan helikopter dari Batalyon 14 Sintuwu Maroso.
Lihat Juga :
tulis komentar anda