LPDB-KUMKM Sasar Koperasi Sektor Riil di Daerah
Kamis, 28 April 2022 - 15:27 WIB
"Adapun, penempatan dana itu seluruhnya disalurkan kepada anggota yang bergerak di sektor UMKM sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati," ujar Irawati Zebua, Kepala Cabang Koperasi Konsumen Osseda Faolala untuk wilayah Nias Selatan 1.
Irawati mengatakan, setelah koperasi yang dikelolanya mendapat pinjaman dana dari LPDB-KUMKM, antusias masyarakat untuk bergabung menjadi anggota mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini, kata Irawati, jumlah anggota untuk wilayah Nias Selatan 1 ada berkisar 1.500 orang dan kemungkinan besar akan terus mengalami peningkatan.
Menurut Irawati, salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut dikarenakan bunga pinjaman anggota yang lebih kecil. Dari yang sebelumnya 2%, sekarang menjadi 0,9 %, dan Ia mengakui bahwa bunga kecil itu baru bisa diterapkan setelah bermitra dengan LPDB-KUMKM.
Senada dengan itu, Suci Hati Saoyiago yang merupakan salah satu anggota binaan Koperasi Konsumen Osseda Faolala yang memiliki usaha di bidang menjahit mengatakan bahwa Ia sangat terbantu dengan dana pinjaman berbunga kecil yang disalurkan oleh koperasinya.
Suci yang sudah 3 tahun menjadi anggota koperasi mengaku mendapat tambahan modal pinjaman sebesar Rp 20 juta, kini Ia sudah memiliki usaha tambahan yakni usaha jual sembako setelah mendapat penambahan modal.
"Sebelumnya penghasilan saya dari menjahit hanya sekitar Rp 2,5 juta/bulan, sekarang bisa bertambah menjadi Rp 4-5 juta/bulan dan dengan bunga yang relatif kecil, saya tidak pernah sekalipun terlambat dalam pengembalian modal,” tandas Suci.
Tak jauh berbeda dengan Suci, anggota Produsen Osseda Faolala, yang berada di wilayah Nias Selatan 2, Liami Lase mengaku sangat terbantu dengan modal pinjaman berbunga yang lebih murah dari yang sebelumnya yang diberlakukan koperasinya.
Dengan modal pinjaman sebesar Rp10 juta, Liami dapat memberi tambahan modal usaha suaminya untuk menjalankan usaha di bidang kerajinan tangan dari tanah liat, meski Liase mengakui membutuhkan modal yang lumayan besar untuk membeli peralatan pendukung yang harganya lumayan mahal. Karena saat ini Ia mengaku kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
Lihat Juga: Kisah Sukses Agen Mitra UMi BRI di Merauke, Tingkatkan Ekonomi Keluarga hingga Sekolahkan Anak
Irawati mengatakan, setelah koperasi yang dikelolanya mendapat pinjaman dana dari LPDB-KUMKM, antusias masyarakat untuk bergabung menjadi anggota mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini, kata Irawati, jumlah anggota untuk wilayah Nias Selatan 1 ada berkisar 1.500 orang dan kemungkinan besar akan terus mengalami peningkatan.
Menurut Irawati, salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut dikarenakan bunga pinjaman anggota yang lebih kecil. Dari yang sebelumnya 2%, sekarang menjadi 0,9 %, dan Ia mengakui bahwa bunga kecil itu baru bisa diterapkan setelah bermitra dengan LPDB-KUMKM.
Senada dengan itu, Suci Hati Saoyiago yang merupakan salah satu anggota binaan Koperasi Konsumen Osseda Faolala yang memiliki usaha di bidang menjahit mengatakan bahwa Ia sangat terbantu dengan dana pinjaman berbunga kecil yang disalurkan oleh koperasinya.
Suci yang sudah 3 tahun menjadi anggota koperasi mengaku mendapat tambahan modal pinjaman sebesar Rp 20 juta, kini Ia sudah memiliki usaha tambahan yakni usaha jual sembako setelah mendapat penambahan modal.
"Sebelumnya penghasilan saya dari menjahit hanya sekitar Rp 2,5 juta/bulan, sekarang bisa bertambah menjadi Rp 4-5 juta/bulan dan dengan bunga yang relatif kecil, saya tidak pernah sekalipun terlambat dalam pengembalian modal,” tandas Suci.
Tak jauh berbeda dengan Suci, anggota Produsen Osseda Faolala, yang berada di wilayah Nias Selatan 2, Liami Lase mengaku sangat terbantu dengan modal pinjaman berbunga yang lebih murah dari yang sebelumnya yang diberlakukan koperasinya.
Dengan modal pinjaman sebesar Rp10 juta, Liami dapat memberi tambahan modal usaha suaminya untuk menjalankan usaha di bidang kerajinan tangan dari tanah liat, meski Liase mengakui membutuhkan modal yang lumayan besar untuk membeli peralatan pendukung yang harganya lumayan mahal. Karena saat ini Ia mengaku kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
Lihat Juga: Kisah Sukses Agen Mitra UMi BRI di Merauke, Tingkatkan Ekonomi Keluarga hingga Sekolahkan Anak
(atk)
tulis komentar anda