Golkar Usung Gibran dan Bobby di Pilkada, Refly Harun: Sangat Pragmatis
Sabtu, 20 Juni 2020 - 02:53 WIB
JAKARTA - Partai Golkar telah memutuskan mengusung anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka di Pilwalkot Solo dan menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Kota Medan. Surat rekomendasi menjadi calon wali kota telah diberikan kepada keduanya sebagai modal dasar untuk maju dalam kontestasi pilkada.
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, secara aturan tidak ada masalah dalam pencalonan Gibran dan Bobby oleh Partai Golkar . Sebab, peraturan perundang-undangan hanya menyaratkan nominasi oleh partai politik, dan harus memperoleh 15% kursi legislatif atau 20% suara dalam pemilihan.
"(dalam aturan) Tidak disyaratkan (calon) kader partai atau menjadi anggota partai dalam beberapa bulan atau tahun. Bisa saja orang baru yang baru masuk partai. Bahkan tanpa masuk partai juga boleh dicalonkan," kata Refly dalam video yang diunggah di chanel Youtube-nya, Jumat (19/6/2020). ( )
Namun jika dilihat dari pembangunan sistem politik, pencalonan Gibran dan Bobby menunjukkan bahwa partai politik sangat pragmatis. Tidak terjadi regenerasi partai politik yang genuin (asli) di daerah. "Ya kalau bukan menantu dan anak presiden, saya kira mungkin Golkar tidak akan mencalonkan," katanya.
Tiket untuk bertarung di Pilkada yang diberikan kepada Gibran dan Bobby, kata Refly, juga tidak lepas dari kedekatan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Presiden Jokowi. Posisi Airlangga sebagai menteri membuat komunikasi jauh lebih terjalin dan intens. "Airlangga adalah menteri yang sangat dekat dengan Jokowi," katanya.
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, secara aturan tidak ada masalah dalam pencalonan Gibran dan Bobby oleh Partai Golkar . Sebab, peraturan perundang-undangan hanya menyaratkan nominasi oleh partai politik, dan harus memperoleh 15% kursi legislatif atau 20% suara dalam pemilihan.
"(dalam aturan) Tidak disyaratkan (calon) kader partai atau menjadi anggota partai dalam beberapa bulan atau tahun. Bisa saja orang baru yang baru masuk partai. Bahkan tanpa masuk partai juga boleh dicalonkan," kata Refly dalam video yang diunggah di chanel Youtube-nya, Jumat (19/6/2020). ( )
Namun jika dilihat dari pembangunan sistem politik, pencalonan Gibran dan Bobby menunjukkan bahwa partai politik sangat pragmatis. Tidak terjadi regenerasi partai politik yang genuin (asli) di daerah. "Ya kalau bukan menantu dan anak presiden, saya kira mungkin Golkar tidak akan mencalonkan," katanya.
Tiket untuk bertarung di Pilkada yang diberikan kepada Gibran dan Bobby, kata Refly, juga tidak lepas dari kedekatan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Presiden Jokowi. Posisi Airlangga sebagai menteri membuat komunikasi jauh lebih terjalin dan intens. "Airlangga adalah menteri yang sangat dekat dengan Jokowi," katanya.
(abd)
tulis komentar anda